“Kita bertemu dengan mereka?” tanya Jarek memecah kehinangan di antara mereka. “Iya,” jawab Vio seraya mengangukkan kepalnya. “Axel, jangan berlari,” tegur mamanya ketika melihat anak itu sedang berlari. Axel hanya tersenyum seraya terus berlari ke arah sang mama hingga ia terjatuh. Mamanya memejamkan matanya melihat sang anak yang terjatuh, Axel mendongak dan wajahnya sudah berkaca-kaca siap akan menangis, tetapi ia menghentikan tangisannya itu ketika ia tidak sengaja bersitatap dengan Defa. Axel pun segera berdiri dan menundukkn kepalanya, hal itu membuat anak berusia dua tahun lebih tua dari Axel menghampiri Axel. Ia sedikit membungkuk dan membersihkan tubuh Axel. Ia kemudian berjongkok dan melihat lutut sang adik terluka. “Sakit?” tanya anak itu yang wajahnya terlihat datar. “E

