Malam semakin larut, Erlan, Fiya, Sahnum dan Kabiru masih asik berbincang di kedai angkringan sembari menikmati makanan. Fiya terus ngelendot manja pada Erlan, Erlan tentu saja risih. Ia ingin memutuskan Fiya saat ini juga, tapi ia belum bisa melakukannya karena belum ada waktu yang tepat. Setiap hari Fiya terus memeluk lengannya, sungguh Erlan merindukan Fiya yang dulu yang bagai preman. Bukan Fiya yang manja seperti ini. “Fiya, bisa gak sih gak usah nempel terus? Noh kesukaan kamu sate usus buntu, makan sana!” titah Erlan. “Suapin!” pinta Fiya. Erlan menggelengkan kepalanya, pria itu mengambil sate usus dan menyodorkan pada Fiya. Fiya membuka bibirnya dan segera memakan sate yang disodorkan Erlan. Fiya tersenyum tulus menghadap Erlan. Fiya sangat bahagia bisa pacaran dean Erlan, me

