Dari perpustakaan daerah ke Rumah sakit umum kota Tulungagung, Kabiru tempuh dengan berlari saking paniknya. Tidak terlalu jauh bila ditempuh menggunakan angkutan umum, tapi angkutan umum tidak ada yang beroperasi di jam tiga sore. Harus menunggu sedikit lama untuk mendapatkan angkot. Sedangkan saat datang ke Perpusda, ia bersama Sahnum menaiki motor perempuan itu. Kabiru benar-benar panik dengan keadaan adiknya, setelah sampai rumah sakit, Kabiru segera menyusuri koridor untuk mencari keberadaan adiknya. Kabiru menghentikan langkahnya saat ia melihat para perawat tengah mendorong branker yang memperlihatkan wajah adiknya tengah terbaring dengan banyak darah di sana. Kaki Kabiru terasa lemas, pria itu menjatuhkan diary Sahnum tanpa sadar. “Bintang!” teriak Kabiru mendekati branker Bint

