6 bulan yang lalu...
Hari ini Eliza mendapat tugas dari Bu Nina untuk menyajikan roti buatan tokonya di sebuah acara ulang tahun klien yang memesan kue di toko roti milik Bu Nina. Dengan senang hati Eliza menerima tawaran itu. Selain ia bisa mendapat uang tambahan tapi ia juga senang bisa membantu Bu Nina. Karena selama ini Bu Nina sudah sangat baik padanya.
"El maaf ya harusnya Diana yang pergi buat menyajikan roti kita disana tapi dia tiba-tiba sakit jadi ibu minta tolong sama kamu," kata Bu Nina merasa ga enak hati.
"Iya Bu ga usah merasa ga enak. El senang kok bisa bantu ibu. Lagian besok El libur jadi ya gak papa kalau sampai malam," kata Eliza tersenyum.
"Sekali lagi makasih ya El. Kamu memang bisa ibu andalkan. Kalau gitu kamu susun rotinya yang rapi soalnya klien kita memesan roti kita dalam jumlah yang besar. Karena memang klien kita kali ini salah satu orang penting di negeri ini. Jadi kita harus memberikan pelayanan yang terbaik. Siapa tahu setelah ini akan ada pesanan yang lebih besar lagi," kata Bu Nina mengingatkan.
"Siap Bu. Ibu tenang aja. Aku pasti memberikan pelayan yang terbaik." Eliza tersenyum dan terlihat bersemangat.
Setelah itu Eliza mulai memasukkan beberapa kue yang di pesan untuk segera di bawa ke tempat acara. Kata Bu Nina sih acaranya akan dilakukan di sebuah hotel mewah. Kalau Eliza ga salah ini acara ulang tahun model top di negeri ini. Jadi bisa di bayangkan bagaimana meriahnya acaranya. Walaupun begitu Eliza tak mengenal siapa model top itu. Karena memang dia kurang suka melihat televisi ataupun membaca majalah-majalah seperti itu. Hari-harinya disibukkan dengan segudang pekerjaan yang harus ia lakukan untuk melanjutkan hidup.
"Pak Tono kita berangkat sekarang?" tanya Eliza pada driver toko roti Nina.
"Ok mbak El. Kita berangkat sekarang." Pak Tono pu dengan sigap menjawab pertanyaan Eliza.
Eliza sudah begitu dekat dengan karyawan di toko roti Nina. Salah satunya Pak Tono. Beliau merupakan driver di toko roti ini. Pembawaan Pak Tono yang lucu dan sangat kebapakan seakan-akan mengingatkan Eliza dengan sosok sang ayah yang sudah meninggal beberapa tahun yang lalu. Walaupun terkadang Eliza merasa sendiri tapi dirinya masih bersyukur di kelilingi dengan orang-orang baik. Dan Eliza yakin ayah dan ibunya akan selalu menjaganya. Dan selamanya ayah dan ibunya akan selalu di hati Eliza.
"Mbak ini benar tempatnya kan?" tanya Pak Tono memastikan.
"Sepertinya sih benar dari alamat yang Bu Nina kasih." Eliza pun melihat alamat dari HP jadulnya.
"Ya udah kita keluarin sekarang aja mbak. Nanti takutnya malah telat. Dan buat nama toko kita." Pak Tono pun memberi saran untuk segera menyusun rotinya.
"Ok pak kita siap-siap aja dulu. Tanpa banyak bicara lagi Eliza langsung menyusun roti yang ia bawa.
Sementara itu di tempat lain tampak seorang laki-laki sedang sibuk dengan segala berkas laporan di meja kerjanya. Setiap hari laki-laki itu selalu sibuk dengan segala pekerjaan yang tak kunjung selesai. Ia bekerja sangat keras hingga akhirnya ia bisa menjadi seperti ini. Ia berhasil menjadi pengusaha yang tak bisa di pandang sebelah mata. Walaupun umurnya baru 27 tahun tapi kemampuannya tak diragukan lagi.
"Tokk... Tokk"
"Masuk," kata laki-laki itu.
"Selamat malam tuan. Maaf menggangu. Saya cuma mau mengingatkan apa tuan akan menghadiri acara ulang tahun nona Jennifer?" tanya Xander yang merupakan orang kepercayaan laki-laki itu.
"Jam berapa acaranya?" tanya laki-laki itu balik.
"Acaranya di mulai pukul 7 tuan. Jika tuan tidak berminat hadir maka saya akan mengcancel kedatangan tuan ke acara itu," kata Xander yang bersiap keluar dari ruangan bosnya.
Laki-laki itu melihat jam tangan mewahnya. Dan jam sudah menunjukkan pukul 06.30.
"Xander siapkan mobil 15 menit lagi kita berangkat," perintah laki-laki itu.
"Baik tuan akan saya siapkan," jawab Xander patuh.
"Xander dimana Luna sekarang?" tanya Laki-laki itu sambil kembali fokus dengan pekerjaannya.
"Saat ini nona Luna sedang makan malam dengan tuan Roberto. Menuruti info yang saya dapat nona Luna dan Roberta baru 1 minggu ini berpacaran tuan." Xander pun memberi penjelasan kepada bosnya itu.
"Dasar keras kepala. Xander kamu awasi Luna terus. Dan pastikan jangan pernah biarkan Luna hanya sendiri dengan Roberto yang playboy itu. Karena saya tak ingin dia merusak Luna," perintah laki-laki itu.
"Baik tuan. Saya akan perintahkan Rossy untuk terus menjaga nona Luna," kata Xander mengerti.
Setelah itu Xander pun keluar dari ruang kerja laki-laki yang sudah menjadi bosnya lebih dari 10 tahun terakhir. Dan Xander tahu betul bagaimana usaha tuannya hingga ia bisa menjadi sesukses ini. Dan laki-laki sukses itu adanya William Ritz.
William sangat khawatir dengan tingkah adik semata wayangnya itu. Aluna Ritz tuan putri di keluarga Ritz itu memang selalu memberontak dengan segala aturan yang William buat. Sebenarnya William tahu jika Luna melakukan itu semua karena ia ingin mencari perhatian dari dirinya. Kalau boleh jujur William memang tak memiliki banyak waktu dengan adiknya itu. Karena setelah kedua orang tuanya meninggal semua tanggung jawab langsung di limpahkan kepada dirinya. Padahal saat itu usia William masih teramat muda tapi ia harus menanggung tanggung jawab yang luar biasa besar. Jadi untuk beberapa saat ia terlalu fokus dengan pekerjaannya dan sedikit mengabaikan adik semata wayangnya.
Walaupun begitu William selalu membantu semua kegiatan yang dilakukan adiknya. Bahkan ia menyiapkan pengawal khusus untuk selalu menjaga adiknya 24 jam. Karena ia tahu sebagai putri keluarga Ritz ia pasti akan menjadi sasaran empuk untuk menjatuhkan seorang William Ritz.
Saat ini William sedang bersiap untuk datang ke acara ulang tahun Jennifer Wilbert yang merupakan putri seorang Arthur Wilbert yang merupakan salah satu petinggi kepolisian di negeri ini. Jadi William harus datang karena bagaimana pun juga ia harus menjalin kerjasama yang baik dengan Arthur Wilbert agar semua pekerjaan yang sedang di kerjakannya berjalan lancar dan tak ada kendala apa-apa.
"Xander kita berangkat sekarang," perintah William kepada Xander.
"Baik tuan." Setelah nendapat perintah dari bosnya Xander langsung melakukan perintahnya.
Dengan langkah yang tegas dan ekspresi yang dingin khas seorang William Ritz. Seperti biasa para pengawal dan pekerja di rumah ini selalu memberi format bila tuannya datang ataupun pergi. Dan di depan mobil sudah ada Xander yang bersiap mengantar William untuk pergi ke acara ulang tahun Jennifer Wilbert.
Sementara itu Eliza sudah selesai menata kue dan roti yang akan dinikmati tamu undangan. Ketika Eliza masuk ke tempat ini ia kagum dengan acara yang di selenggarakan. Ia sempat dengar dari beberapa pelayan jika ini ulang tahun Jennifer Wilbert seorang model sekaligus putri petinggi kepolisian disini. Ya jadi wajar saja jika pesta ulang tahunnya sangat mewah seperti ini. Eliza tak pernah merasa iri bila ulang tahun di rayakan seperti ini. Menurut Eliza ulang tahun terindah yang pernah Eliza rasakan ketika kedua orang tuanya masih bisa merayakan ulang tahunnya bersama-sama. Walaupun hanya dengan makan malam bersama itu sudah membuat Eliza sangat bahagia. Tapi Eliza tak pernah menyalahkan Tuhan karena hidupnya jadi seperti ini. Ia selalu bersyukur dengan segala hal yang ia dapat. Karena ia yakin Tuhan sudah memberikan yang terbaik untuknya. Eliza pun kembali bekerja karena tak ingin mendapat masalah jika orang-orang complain dengan roti buatan tokonya. Ia akan menyajikan roti dan kue ini dengan sebaik-baiknya.
Sementara itu William baru saja masuk ke tempat acaranya. Dan seperti biasanya ekspresinya masih tetap sama datar dan misterius. Tapi dengan ekspresi yang seperti ini justru banyak gadis yang tergila-gila padanya termasuk Jennifer Wilbert yang malam ini berpenampilan sangat cantik dan seksi. Ia memang sengaja berpenampilan seperti ini untuk menarik perhatian William. Karena ia memang sangat suka dengan William. Tapi sayang sampai detik ini William belum tertarik padanya.
"Hai Liam. Makasi ya udah datang ke acara ulang tahun aku," kata Jennifer dengan wajah yang bahagia.
"Saya datang karena menghormati tuan Arthur. Karena tuan Arthur sudah banyak membantu saya," kata William dengan ekspresi datar.
"Papa titip salam buat kamu. Kebetulan malam ini papa gak bisa datang karena ada pekerjaan yang harus di selesaikan. Tapi kamu bisa menikmati pesta ini bersama aku." Jennifer dengan senyum yang menggoda dan ia juga sengaja mendekatkan tubuhnya ke tubuh William.
"Its ok. Tadi tuan Arthur sudah menelepon saya," jawab William datar.
Jennifer tampak bahagia dengan kedatangan William karena ia memang sangat mengharapkan kedatangan William. Dan ia akan mencari cara agar William bisa menjadi miliknya.
William merasa tidak nyaman berada disini. Karena ia memang tidak terlalu suka dengan pesta seperti ini. Apalagi dari tadi Jennifer secara terang-terangan mendekatinya terus. Dan William tahu jika Jennifer menyukainya. Tapi William tak pernah suka type wanita seperti itu. Baginya perempuan yang akan menjadi nyonya Ritz nantinya adalah wanita yang bisa membuat William tertarik padanya dan tak akan pernah bisa berpaling ke wanita lain. Dan sampai detik ini belum ada wanita yang mencuri hatinya.
William sedang menikmati minumannya ketika pandangan matanya tertuju kepada seorang pelayan yang tampak ramah melayani para tamu undangan. Entah kenapa ketika gadis itu tersenyum membuat hati seorang William Ritz bergetar. Apalagi mata coklat terangnya seakan-akan menghipnotis William. Dan entah kenapa mata coklat terang itu mengingatkannya pada sosok gadis yanh selama ini selalu ia cari.
"Who are you girl," kata William memandang gadis itu.
Happy reading