7

1314 Kata
Eliza memandang wajah sang om yang masih belum sadarkan diri karena pengaruh obat yang dokter berikan. Untung saja setelah dilakukan pemeriksaan lebih lanjut kondisi om Rudi belum terlalu buruk. Tapi dokter menyarankan agar pasien bisa beristirahat total. Dan harus meminum obat-obatan yang dokter berikan dan jangan sampai tak meminum obatnya. Eliza pun sedikit lebih tenang sekarang. Tapi ia punya tugas baru lagi yaitu harus bekerja lebih keras lagi untuk membeli obat-obatan om Rudi yang harganya tak murah. Eliza pun menyemangati dirinya sendiri jika ia pasti bisa. Andra tadi pagi sudah pulang karena hari ini ia harus berangkat ke kantor. Dan untung saja ada Andra saat Eliza membutuhkannya. Dan itu membuat Eliza tenang. Eliza kembali melihat ke arah sang om yang mulai membuka matanya. "Om Rudi gimana keadaan om? Om butuh sesuatu?" tanya Eliza ketika melihat omnya bangun. "Om dimana El?" tanya Om Rudi balik. "Om ada di rumah sakit. Kemarin om pingsan jadi El bawa om ke rumah sakit." Eliza pun menjelaskan. "El maafkan om. Lagi-lagi om hanya bisa menyusahkan kamu saja. Om malu karena selalu menjadi benalu buat kamu. Sedangkan istri dan anak om sama sekali tidak peduli sama om." Raut wajah om Rudi berubah menjadi sedih ketika mengatakan hal itu. "Om. Jangan bicara seperti itu. Bagi Eliza om sudah seperti orang tua Eliza sendiri. Dulu ketika ayah dan bunda meninggal om juga yang merawat. Jadi sekarang giliran El yang merawat om. Kalau memang Tante Susi dan Marisa tidak mau peduli sama om, kita biarkan saja. Yang penting om sekarang harus cepat sembuh dan kembali seperti semula," kata Eliza menyemangati sang om. Om Rudi pun berulang kali berkata terima kasih dan terus tersenyum di hadapan Eliza. Karena om Rudi merasa Eliza sudah begitu banyak membantunya hingga detik ini. Dan ia merasa kasihan karena keponakannya ini harus bekerja keras untuk kesembuhannya. Waktu pun berganti dan kondisi om Rudi semakin membaik. Dan kemarin Om Rudi sudah di perbolehkan untuk pulang. Dokter hanya berpesan untuk terus meminum obatnya dan jangan sampai terlambat. Dan sebulan sekali dokter meminta kepada pasien untuk rutin memeriksakan kondisi tubuhnya. Tapi Eliza pun dengan kesungguhan hati langsung menyanggupi semua perintah dokter. Yang ada di kepalanya adalah mojay om Rudi sembuh kembali. Dan ingin Tante Susi dan Marissa sama sekali tidak peduli dengan keadaan suami dan ayah mereka. Bahkan sekarang mereka sudah pindah dari rumah Eliza dan tinggal di apartemen yang dibelikan oleh laki-laki hidung belang yang selalu bersama Marissa. Awalnya Om Rudi marah dengan sikap yang Marisa dan Tante Susi lakukan tapi sekarang Om Rudi sudah tidak ambil pusing. Om Rudi sudah terlalu lelah mengurusi sikap mereka yang tidak bisa diatur. Dan maka dari itu om Rudi sudah tak mau mengurusi Om Rudi lagi. Hari ini Eliza mendapat shift pagi sampai malam karena ia harus menggantikan salah satu temannya yang tidak bisa berangkat karena sakit. Jadi terpaksa Eliza lah yang menggantikannya. Sedari pagi Eliza sudah sibuk dengan segala aktivitasnya di dapur. Ia sedang menyiapkan sarapan untuk dirinya dan om Rudi. Serta tak lupa ia juga sudah menyiapkan makanan untuk makan siang dan malam untuk omnya juga. "Om maaf ya hari ini El gak bisa menemani om. Soalnya El harus kerja dari pagi hingga malam karena ada teman El yang sakit jadi El yang harus menggantikannya. Tapi om tenang aja. El sudah siapin makanan buat om makan siang dan malam. Tapi maaf ya om kalau makanannya gak hangat. Tapi El jamin makanannya enak kok," kata Eliza bersemangat. Om Rudi pun mengelus wajah Eliza dengan penuh rasa sayang. Ia merasa beruntung memiliki Eliza sekarang. Keponakannya ini benar-benar sangat memperhatikan kondisi dirinya sedangkan istri dan anaknya sama sekali tak peduli. "Gak papa kok El. Harusnya om minta maaf karena gara-gara om kamu harus capek-capek kerja seperti ini. Andai saja om sehat om pasti akan kerja keras agar kamu bisa melanjutkan kuliah dan tidak perlu kerja kayak gini." Ekspresi wajah om Rudi berubah sedih ketika mendengar kata-kata Eliza. "Maka dari itu om harus cepat sembuh dan bisa melakukan apapun yang om mau. Biarlah untuk saat ini Eliza yang bekerja keras untuk Om. Dan om gak perlu khawatir karena Eliza pasti akan melakukan yang terbaik." Eliza lagi-lagi hanya bisa bisa menyemangati omnya. "Iya kamu benar El. Om akan berusaha agar cepat sembuh. Om janji kalau om sembuh om akan bahagiakan kamu," kata om Rudi penuh percaya diri. Eliza pun tersenyum melihat wajah om Rudi yang kembali bersemangat. Setidaknya omnya tak selalu terpuruk dan putus asa dengan apa yang terjadi pada dirinya. Dengan begitu Eliza merasa tenang meninggalkan Om Rudi di rumah sendirian. "Om, El berangkat dulu. Kalau ada apa-apa om langsung telepon El. Nanti El bisa langsung datang ke rumah buat lihat kondisi om." Eliza pun kembali mengingatkan. "Iya El..Kamu tenang aja. Om akan baik-baik aja. Kamu juga hati-hati di jalan. Dan jangan telat makan," kata om Rudi mengingatkan juga. "Siap om." Eliza pun menjawab dengan nada hormat. Setelah mengecek semuanya, Eliza pun segera berangkat ke toko roti karena ia tak mau terlambat datang kesana. Sementara itu di sebuah ruangan meeting tampak seorang laki-laki sedang membentak semua karyawan yang ikut meeting kali ini. "Kalian itu kenapa bisa sebodoh ini. Bisa-bisanya projek milyaran rupiah ini berhasil di ambil oleh perusahan Xalim. Apa kalian gak becus dalam bekerja," kata laki-laki itu penuh emosi. "Maaf pak William. Tapi sepertinya perusahaan Xalim main curang sehingga berhasil mendapatkan projek ini," jawab salah satu karyawannya. "Shittt..." William kembali mengumpat. Hari ini moodnya sedang sangat jelek. Apalagi ketika tadi pagi ia mendapatkan kabar jika projek yang sedang ia incar berhasil di ambil oleh perusahan Xalim. Walaupun hasil dari projek itu tidak terlalu besar tapi tetap saja ia tak suka kalah dari perusahan Xalim. Karena mereka memang selalu menjadi pesaing William dalam mendapatkan proyekbaru. "Saya mau kalian cari tahu kenapa kita bisa kalah dari perusahan Xalim. Dan setelah itu buat rancangan awal lagi untuk proyek selanjutnya. Dan untuk proyek selanjutnya saya tidak mau tahu kalian harus mendapatkannya. Kalau sampai kalian tak mendapatkannya maka kalian semua akan saya pecat dan saya pastikan tidak ada perusahaan yang akan menerima kalian kerja di perusahaan mereka," ancam Williams Ekspresi wajah para karyawan di ruang meeting itu berubah tegang karena mereka mendapatkan kabar yang buruk. Karena mereka tahu jika apa yang dikatakan William ada benarnya. Dan mereka tak ingin hak buruk itu terjadi padanya. Dengan raut wajah yang lesu William pun meninggalkan ruang meeting dan kembali ke ruang kerjanya. William memakan sepotong coklat yang ia letakkan di laci meja kerjanya. Setiap ia merasa kesal ia selalu memakan sepotong coklat dan setelah itu moodnya akan jauh lebih baik. Dan ini berkat gadis kecil yang memberikan coklat waktu ia masih remaja. "Tokk...Tokkk...." Ketika sedang menikmati kesendiriannya dan membayangkan gadis kecilnya tiba-tiba ada yang mengetuk pintunya. "Masuk," jawab William dari dalam. Tak berapa lama orang yang mengetuk pintu berjalan mendekat ke arah William. Dan orang itu adalah Xander. "Tuan saya sudah mencari informasi tentang perusahan Xalim yang memenangkan datar. Dan dari penelitiannya ternyata perusahan Xalim main curang dengan memberikan sejumlah uang ke salah satu karyawan disana untuk memastikan perusahaan mereka yang memang," kata Xander menjelaskan. Raut wajah William terlihat sangat marah. Tapi ia segera mengubah ekspresi wajahnya menjadi datar kembali. "Kita biarkan saja mereka menang sekarang. Tapi tidak ada lain kali lagi. Project selanjutnya harus kita yang mendapatkannya dan kita beri pelajaran keluarga Xalim," kata William dengan sorot mata tajam. "Baik tuan saya mengerti. Dan satu lagi tuan. Ini data tentang gadis yand anda minta. Ternyata laki-laki yang datang bersama gadis itu adalah Andra Marley. Putra sulung keluarga Marley. Dan hubungan mereka berdua hanya sebatas sahabat saja tidak lebih. Dan kedatangan gadis itu datang ke pesta pernikahan Russell Xalim karena istri dari Russel Xalim adalah mantan pacar Andra Marley. Dan Andra Marley meminta bantuan gadis itu untuk menjadi pasangannya di acara itu," kata Xander menjelaskan panjang lebar. "Ok. Kamu awasi gadis itu. Dan pastikan tidak ada hal buruk terjadi padanya," perintah William. "Baik tuan." Xander pun menjawab dengan patuh perintah dari tuannya. William kemudian mengambil berkas yang di berikan Xander tadi. Dan disana ada data lengkap gadis yang membuat William pemasaran. Dan disana juga ada foto gadis itu. "Eliza Zachri. Gadis yang menarik," kata William sambil menatap foto Eliza. Happy reading....
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN