15

1270 Kata
Wajah Eliza terlihat sangat gugup ketika melihat sang bos berjalan mendekat ke arahnya. "Luna maksud perkataan kamu barusan apa?" tanya William pada sang adik. "Kakak tahu kan kalau malam ini tuh acara pertunangannya Paulina dan kakak tahu juga kan kalau Ferlita kakaknya Paulina suka sama kakak. Bahkan terang-terangan ngejar-ngejar kakak. Aku gak mau kalau kakak nikah sama cewek kayak si Ferlita itu. Jadi gimana kalau aku jodohin kakak sama Eliza aja. Aku pikir Eliza cocok sama kakak deh. Menurut kakak gimana?" tanya Luna balik. William tampak diam mendengarkan perkataan sang adik. Bahkan ia tak menjawab apapun perkataan dari sang adik. Bahkan ia lebih memilih memandanh wajah Eliza yang terlihat shock mendengar perkataan Luna baruaan. "Kamu kecil-kecil udah ngurusin siapa pendamping yang cocok buat kakak. Kakak belum ada rencana untuk menikah. Kakak masih fokus sama kerjaan kakak. Jadi kamu gak usah mikirin yang aneh-aneh gitu," kata William mengalihkan pembicaraan. "Aku kan cuma tanya sama kak Liam aja. Siapa tahu kakak mau aku jodohin sama Eliza. Kalau Kaka setuju kan aku juga ikut senang. Jadi aku dan Eliza bisa jadi saudara yang sesungguhnya. Tapi pokoknya nanti ketika kakak punya calon istri harus kenalin ke aku. Dan aku pastikan harus menseleksi lebih dulu. Apakah dia layak dan pantas jadi istri kakak," kata Luna mengultimatum. "Iya terserah kamu aja. Tapi yang pasti kakak gak akan menikah dalam waktu yang dekat." William pun hanya menjawab seadanya perkataan sang adik. "Good. Oya kak Liam aku mau mengajak Eliza buat cari gaun buat acara nanti malam. Dan boleh gak kalau Eliza ikut dengan kita. Kalau Eliza ikut aku jadi ada temannya. Bolehkan kak?" pinta Luna dengan wajah yang memohon. "Ok kamu boleh ikut. Tapi kakak akan tambah pengawalan buat kamu dan juga Eliza. Selain itu setelah pergi cari gaun langsung pulang gak ada acara main di luar lagi," kata William mengingatkan. "Ok bos. Siap." Luna pun menjawab dengan patuh. "Dan kamu Eliza pastikan Luna tidak melakukan hal yang aneh-aneh. Setalah dapat gaun yang ia mau langsung pulang ke rumah," kata William mengingatkan pada Eliza. "Baik pak," jawab Eliza gugup. Setelah berbicara seperti itu, William pun meninggalkan kamar Eliza dan pergi karena ia ada urusan lain. Sementara itu Luna bersorak riang karena sang kakak mengizinkannya keluar rumah. Walaupun sang kakak menambah pengawal untuk dirinya dan juga Eliza. "El kita berangkat 10 menit lagi. Aku mau ganti baju dulu," kata Luna dengan raut wajah yang senang. "Hmm.. Luna apa aku harus ikut? Apa tidak lebih baik kamu aja yang pergi?" tanya Eliza yang masih ragu. "Ayolah El. Apa kamu gak bosan terus berada di rumah ini. Kamu gak ingin lihat dunia luar. Lagian kak Liam udah ngizinin aku keluar juga jadi please temanin aku ya?" pinta Luna dengan wajah yang penuh harap. "Ok aku akan temenin kamu." Eliza akhirnya setuju dengan permintaan Luna. "Good. 10 menit lagi ketemu di bawah ya." Luna pun sudah beranjak pergi dari kamar Eliza ke kamarnya untuk segera mengganti bajunya. "Xander kamu pastikan keamanan Luna dan Eliza ketika dia keluar untuk beli gaun di butik langganan Luna. Tambah pengawal agar mereka lebih aman," perintah William. "Baik tuan William." Xander pun segera menghubungi anak buahnya untuk menjalankan perintah dari tuannya. William masih mengingat kata-kata yang terlontar dari mulut adiknya tadi. Bisa-bisanya adiknya mengatakan ingin menjodohkan dirinya dengan Eliza. William tahu benar jika Luna adalah sosok yang sangat pemilih. Bila ia sudah suka dengan sesuatu maka ia akan terus suka. Dan soal perjodohan itu William belum memikirkan. Karena fokusnya saat ini adalah soal pekerjaan. Dan ia juga masih terus mencari dimana sosok gadis yang ia cari selama ini. Karena sampai detik ini gadis kecil itu masih terus berada di hatinya. Luna tampak senang akhirnya ia bisa pergi jalan-jalan seperti ini lagi. Karena ia tahu sendiri bagaimana over protective sang kakak padanya. Walaupun ia hanya pergi untuk mencari gaun saja tapi ia cukup senang. Dan tetap banyak pengawal yang mengawal dirinya dan juga Eliza. "El gimana gaun ini?" tanya Luna ketika mencoba gaunnya yang ketiga. "Bagus kok Lun." Eliza pun menjawab sambil tersenyum. "Dari tadi kamu bilang bagus terus. Trus aku harus pakai apa buat nanti malam?" tanya Luna lagi sambil cemberut. "Kamu pakai gaun apapun akan kelihatan bagus kok. Kamu kan udah cantik," puji Eliza. "Ahhh kamu bisa aja El. Ya udah aku pilih gaun warna peach aja. Oya kamu belum pilih gaun ya buat nanti. Kamu mau yang mana pilih aja gak pa-pa kok." Luna pun mulai membujuk Eliza untuk memilih gaun juga. "Gak usah Luna. Aku kan gak ikut ke acara kamu nanti malam. Jadi kamu gak usah beliin aku gaun segala." Eliza tampak menolak permintaan Eliza. "Gak pa-pa El. Pokoknya nanti malam kamu harus ikut ke acara itu. Kamu duduk manis aja biar aku pilihin gaun yang cantik buat kamu," kata Luna bersemangat. Belum sempat Eliza menolak permintaan Luna, ia sudah kabur memilihkan beberapa gaun yang akan di coba untuk Eliza. Eliza pun tidak bisa membantah karena Luna sudah memaksanya untuk mencoba beberapa gaun yang Luna pilihkan. Dan sepanjang siang hingga sore hari Luna benar-benar memanjakan dirinya ketika ia bisa diijinkan untuk keluar rumah. Setelah mendapatkan gaun yang ia inginkan, Luna pun mengajak Eliza untuk makan siang dan menikmati sore dengan segelas kopi dan setelah itu mereka pulang ke rumah untuk persiapan untuk acara nanti malam. William baru saja sampai di rumah setelah menyelesaikan beberapa pekerjaan yang lumayan menguras tenaganya. Apalagi nanti malam ia juga harus menghadiri acara pertunangan dari sepupunya. Jadi ia memang sengaja pulang lebih awal untuk bisa bersiap-siap. "Xander apa saja yang dilakukan Luna hari ini?" tanya William pada Xander. "Hari ini nona Luna pergi ke butik langganannya untuk memilih gaun buat acara nanti malam. Dan nona Luna juga membelikan sebuah gaun untuk Eliza. Setelah itu mereka menghabiskan waktu makan siang bersama dan pergi ke sebuah cafe menikmati segelas kopi. Dan selarang nona Luna sudah berada di rumah bersiap-siap untuk acara nanti malam," kata Xander menjelaskan. "Ok kalau begitu. Nanti malam saya dan Luna akan pergi jadi kamu persiapkan semuanya. Karena saya merasa musuh-musuh kita semakin menunjukkan taringnya," perintah William. "Baik tuan." Xander mempersiapkan semuanya. William pun turun dari mobil dan berjalan menuju kamarnya. Sekarang ia memiliki kekuasaan yang besar. Jadi semakin banyak musuh yang ingin menjatuhkannya. Jadi William sekarang lebih waspada dengan semuanya. William pun segera siap-siap untuk acara nanti malam. "Ya ampun El kamu cantik banget. Padahal aku cuma pakain kamu make up yang tipis tapi kamu terlihat sangat cantik. Dan gaun yang aku pilihkan memang pas buat kamu. Kamu terlihat sangat cantik," puji Luna ketika melihat penampilan Eliza. "Luna apa aku pantas berpenampilan seperti ini. Sepertinya aku gak usah ikut kamu aja ke acara ini. Aku merasa tidak pantas." Eliza kembali membujuk Luna untuk tidak memintanya ikut dalam acara itu. "Udah lah El. Dari tadi kamu ngomongnya itu terus. Sekarang waktunya kamu buat senang-senang. Dan gak usah mikirin yang aneh-aneh. Dan aku yakin kak Liam pasti akan terpesona melihat penampilan kamu malam ini," kata Luna memuji Eliza. Dengan sedikit paksaan akhirnya Eliza pun mengikuti permintaan Luna. Dan ketika ia turun secara tak sengaja tatapan matanya bertemu dengan tatapan mata bosnya. Bosnya seperti biasa terllihat sangat tampan. Dengan memakai jas yang pas di tubuh kekarnya membuatnya terlihat sangat mempesona. Dan wajar saja jika Eliza sebagai wanita yang normal ikut terpesona dengan penampilan bosnya itu. "Gimana penampilan Eliza kak? Cantik kan?" tanya Luna kepada kakaknya yang masih menatap Eliza terpesona. William tidak menjawab pertanyaan dari sang adik. Ia terus saja memandang wajah cantik Eliza malam ini. Ia berpenampilan sangat sederhana tapi baginya itu malah membuat aura kecantikannya terpancar. Dan sepertinya ia mulai menyukai perubahan yang dilakukan sang adik terhadap Eliza. "Kita berangkat sekarang," kata William langsung berjalan untuk menutupi rasa terpesonanya kepada Eliza. "Dasar kak Liam aneh. Jelas-jelas Eliza cantik gini. Tapi malah ga dijawab. Ya udah yuk El kita berangkat aja," kata Luna mengajak Eliza untuk berangkat. Dengan perasaan yang gugup Eliza pun mengikuti Luna untuk pergi. Happy reading...
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN