"Hah." Aku dan Ardan saling terdiam terarah pada laki laki yang saat ini berada di depan kami. "Anda jualan asinan?" Bodohnya Ardan malah berbicara seperti itu, membuatku ingin sekali tergelak. Kemudian Ervan pun sama, seperti hendak tertawa. Namun laki laki itu lebih rapi mengatur mimik wajahnya. "Ar, kayanya aku mau pulang, karena ini sudah malam banget." Aku berdiri dari duduk ku. Ardan mengangguk, karena kebetulan cake yang aku makan pun sudah habis kami berdua makan. Aku pun memutuskan untuk pergi meninggalkan Ervan. Karena laki laki itu tidak mungkin mengejarku, pasalnya makanannya memang masih belum habis. Lagi pula, untuk apa laki laki itu mengejarku. Namun sebelum aku sampai ke pintu lift, aku mendengar panggilan dari seseorang. Aku menoleh mendapati Ervan tepat sepuluh lan