"Saya beberapa kali melihat kamu bertemu dengan pak ervan di kafe. APa kalian memiliki hubungan khusus?" Pak Brata tiba tiba datang menemui aku di kantin. Laki laki itu sepertinya telah mengetahui sesuatu. Padahal aku baru saja mau menelan makanan ku. Ku lihat mimik wajahnya terlihat mengeras dan sepertinya memang tidak baik baik saja. Atau dia memang sedang memendam sebuah kemarahan. "Oh, tidak, pak. Kami tidak memiliki hubungan apapun, pak. Kami kebetulan saja bertemu di Kafe." jawab ku santai. Aku tidak tahu kenapa laki laki yang hampir menginjak kepala empat itu sepertinya kurang menyukai ku. "Oh, saya hanya ingin memastikan bahwa kamu jangan lah merayu seorang lelaki yang masih sendiri. Terutama karena kamu ini sudah hamil. Kamu seharusnya lebih mawas diri dan menghargai diri sen