Akhirnya aku terdiam, ketika melihat laki laki itu masuk ke dalam ruang kerjaku. Tera juga tiba tiba menjadi diam, kemudian kembali ke tampat duduknya. Aku berdeham pelan dan bingung mau berkata apa. "Kamu ke ruangan saya, karena ada yang perlu kita bahas." Dia menunjuk ku, kemudan pergi begitu saja. Aku menghela napas dalam, kemudian mengikuti laki laki itu setelah ia menghilang di balik pintu. Tidak tahu kenapa jantung ku berdebar debar, ketika aku memasuki lift menuju ke ruangannya itu. AKu sungguh takut dia marah. Namun aku sungguh merasa aneh, kenapa ia menjadi se marah itu, Bukan kah apa yang aku katakan itu memang benar, bahwa hubungan kami adalah teman. Semakin dekat menuju ruangannya, maka semakin terasa d**a ini berdetak cepat. Hingga aku harus terhenti dan menenangkan detaka