Akhirnya kami bertiga makan bersama. AKu melihat Ervan benar benar terlihat santai dan los se los los nya. Seolah kami ini memang bukanlah sebagai gangguan untuknya. "jadi bagaimana rencana kamu? apa kamu akan pergi ke rumah itu?" tanya Ervan padaku.
"Mungkin." kataku.
"Kalau kamu enggak siap bertemu dengannya, akan lebih baik kamu enggak perlu bertemu dengannya. Akan lebih baik kamu diamkan saja dia. Dan kamu fokus untuk membahagiakan dirimu sendiri. Kamu fokus pada pekerjaan mu saja." ujarnya lagi.
"Lalu untuk apa kamu memberi tahuku tentang keberadaannya. Kenapa kamu malah melarang ku untuk menemuinya. Apa sebenarnya tujuan kamu?" tanyaku padanya.
"Aku memiliki tujuan yang baik. Agar kamu tidak menunggunya dan agar kamu tidak mencemaskannya terus menerus d
