PROLOG : DEBAR DEBAR

510 Kata
Cass memperhatikan sosok Elle yang sedang duduk di pinggir pantai. Kecantikannya begitu membuatnya bergetar. Akhirnya… Aku menemukanmu… Elle mengenakan bikini yang membuat tubuh indahnya terlihat seksi dan menggoda. Topi lebar melindunginya dari terik matahari. Ia hanya duduk memandang laut lepas tanpa melirik kiri dan kanan. Area pantai ini adalah merupakan area private sehingga tidak ada siapapun selain dirinya dan Elle. Suasananya sunyi dan sepi. Hanya debur ombak dan kepak sayap burung yang beterbangan di sekitarnya. Sesekali semilir angin memperdengarkan hembusannya. Cass berjalan mendekatinya. “Elle…” Perempuan yang membuatnya merasakan rindu akhir akhir ini langsung bangkit berdiri. Butir butir pasir melekat di kakinya yang jenjang dan mulus. Tubuhnya indah sempurna seperti yang pernah dilihatnya. Tidak ada yang berubah. Hanya saja, tatapan matanya berbeda. Tatapan matanya terlihat kaget namun menyimpan kesedihan. Meski demikian, Cass terpesona menatap mata indahnya yang bulat seperti mata boneka. Bulu matanya yang lentik bergerak saat mengedip beberapa kali. Bibirnya yang tebal dan merekah sempurna mengucap namanya, “Cass…” “Apa yang kamu lakukan di sini?” Elle bicara perlahan. Suaranya tercekat. “Aku mencarimu, menemuimu dan ingin meminta maaf,” Cass berjalan mendekat. Elle bergerak mundur. Matanya berkaca kaca. Cass mulai merasa tidak enak hati. Apa Elle akan menangis? Jangan please… Jangan… “Maafkan aku,” Cass terus mendekat. Sedangkan Elle terus bergerak mundur. “Jangan mendekat. Aku marah Cass,” Elle semakin cepat bergerak, namun karena bergerak mundur, ia tidak bisa melihat yang ada di belakangnya. Elle pun tersandung batu hingga hampir terjatuh. Topinya terlepas dan terbang tertiup angin. Cass dengan sigap menarik tangannya hingga mencegahnya jatuh. Tubuh Elle tertarik mendekat ke arah Cass hingga keduanya berhadapan, tanpa jarak, tanpa jeda.. Baik Cass maupun Elle, saling bertatapan. Saking dekatnya, keduanya bisa saling mendengar dan merasakan hembusan nafas satu sama lain. “Aku… Kangen..” Cass melingkarkan tangannya di pinggang Elle. “Ahh.. Lepaskan aku,” Elle mencoba melepaskan dirinya. “Aku selalu memikirkanmu,” Cass mengabaikan ucapan Elle dan malah melingkarkan tangan lainnya sehingga menahan tubuh perempuan cantik di hadapannya agar tidak bergerak kemanapun. Cass berkata tegas. “Maafkan aku..” Elle terdiam. Air mata tiba tiba mengalir di pipinya. “Ja jangan menangis Elle..” Cass dengan gemetar mengangkat satu tangan dan membiarkan jari jemarinya menghapus air mata yang mengalir di pipi Elle. Elle hanya diam sambil mengatupkan bibirnya dan mencoba menahan tangis. “Maafkan aku ya?” Cass berulang kali meminta maaf. “Aku salah.” Elle masih saja diam sambil menunduk. Cass mengangkat dagu Elle sambil bicara perlahan, “Lihat mataku.. Maafkan aku Brielle. Aku sungguh menyesal.” Elle menatap mata Cass dengan bimbang. Ia tak sanggup berkata kata… Di tengah kegundahannya, tiba tiba saja, ada satu kecupan mendarat di bibirnya. Elle membelalak kaget tak percaya. Tak hanya itu, kedua tangan Cass semakin erat melingkar di pinggangnya sehingga semakin mendekatkan dirinya dengan lelaki yang sudah membohonginya itu. Kedua buahdadanya yang cukup besar itu tertekan d**a Cass saking kuatnya rangkulan tersebut. Kecupan itu perlahan semakin dalam hingga membuat bibirnya basah. Elle memejamkan matanya. Aku tidak tahu, aku tidak mengerti.. Kenapa semua ini terjadi?
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN