REXTON CASSIUS ORVILLE

1329 Kata
Rexton Cassius Orville berjalan mondar mandir di ruang kerja besar dan mewah yang sebelumnya menjadi milik sang ayah, Roscoe Orville. Namun sejak meninggalnya, Roscoe Orville satu bulan lalu, ruangan besar itu sah menjadi miliknya. Cass, itu nama panggilannya, resmi diangkat sebagai CEO Orville Corporations, konglomerasi internasional yang bergerak di industri kosmetik dan obat obatan. Sosoknya kaya raya, tampan dengan fisik sempurna. Hidungnya yang mancung, matanya yang tajam dan bentuk rahangnya yang tegas dengan tubuh tinggi besar yang kokoh dan gagah membuat setiap pasang mata wanita pasti melirik dua kali saat berpapasan. Namun, Rexton Cassius Orville adalah sosok misterius yang tidak pernah ingin terekspos. Ia jarang memunculkan diri. Kedua orangtuanya pun begitu menjaga baik mengenai identitasnya. Ia menjadi tangan kanan sang ayah secara diam diam. Namanya mungkin tidak asing, tapi wajahnya hanya diketahui kalangan terbatas. Tidak banyak yang mengenalnya secara langsung. Bagi orang orang tertentu, ia hanya dikenal sebagai Cass, tanpa nama akhir. Hidupnya bebas dan bisa melakukan apapun yang ia inginkan. Tapi… Kabar duka tiga puluh hari lalu membuatnya harus melepas ‘kemerdekaannya’. Roscoe Orville meninggal dunia di sebuah rumah sakit di Singapura. Cass yang mendampinginya dari sejak kondisinya memburuk menjadi anak berbakti yang membawa jasad sang ayah ke tanah kelahirannya dan memakamkannya di Jakarta. Sepeninggal sang ayah, ia yang tidak pernah memunculkan diri ke publik dan selama ini mengasingkan diri di negeri Paman Sam, akhirnya harus kembali ke kampung halamannya. Tok, tok, tok… Ada ketukan di pintu. “Masuk,” Cass merespon ketukan itu dengan suaranya yang berat. Deon Cannavaro memasuki ruangan, “Ada apa memanggilku?” “Aku…Mmm…” Cass berhenti bicara. Ia lalu duduk di kursi kerja ayahnya sambil menarik nafas panjang. “Sebut aku sentimental,” ucapnya sambil menatap Deon dengan tatapan galak. Deon hanya tersenyum dikulum, “Aku tidak tahu apapun dan tidak ada pemikiran soal kamu sentimental atau apapun… Bahkan, aku tidak berkata sepatah pun…” “Ahh.. Sudahlah. Tidak ada alasan menutupi perasaanku,” Cass akhirnya kembali berdiri dan melangkah ke arah sebuah lemari besi besar yang terletak di balik dinding rahasia. Lemari besi tersebut masih tertutup tapi dinding rahasia yang seharusnya menjadi penutupnya dalam keadaan terbuka. “Aku tidak bisa membuka lemari besi ini. Benakku terus mengingat ayah…” Cass menatap Deon. “Jadi.. Kamu yang buka..” Deon dengan tenang melangkah ke arah lemari besi tersebut. Ia menekan passcode rahasia yang memang diketahuinya, hingga pintu besi besar terbuka memperlihatkan isi dari lemari tersebut. Ada dokumen, uang tunai serta barang berharga lainnya. Cass menatap isinya dengan perasaan tak menentu. Aku sendirian sekarang… Ayah dan ibu tidak ada lagi di dunia ini. Rexton Cassius Orville adalah anak tunggal yang tidak memiliki saudara kandung. Ayah yang disayangi dan dihormatinya sudah pergi dari dunia ini. Ibunya bahkan meninggalkannya lebih dulu sepuluh tahun lalu. Deon memperhatikan atasan sekaligus sahabatnya itu. Ia kemudian menepuk bahunya, “Hadapi saja.” Cass menarik nafas panjang, “Aku bingung harus memulai darimana…” Deon kembali bicara, “Kamu bisa menundanya. Tidak perlu mengecek isinya saat ini.” “Aku justru tidak ingin menundanya…” Cass mengulurkan tangannya mengambil beberapa dokumen. Ada sertifikat rumah, sertifikat saham, dan masih banyak lagi. Bahkan ada tumpukan uang tunai dari berbagai mata uang negara di dunia. Hal yang tidak menarik baginya. Cass kemudian melihat ada satu kotak di bagian belakang lemari besi. Ia mengangkat kotak yang tidak terlalu besar tersebut. Cass menyimpannya di atas meja kerja besar di hadapannya. “Kotak apa itu?” Deon penasaran dan duduk di hadapannya. “Entahlah,” Cass membuka tutupnya. Ternyata di dalamnya ada foto foto, ponsel dan sebuah buku agenda. “Ponsel siapa?” tanya Deon lagi. Cass tersenyum, “Ini milik ibu. Ayah memang menyimpannya selama ini.” “Aku lebih tertarik buku agenda ini,” Cass mengambilnya. “Lusuh sekali. Rasa rasanya aku tidak pernah melihat ayah menulis di buku ini.” “Itu bukan milik Om Roscoe. Lihat tulisan nama di depannya,” Deon menunjuk buku agenda tersebut. Cass membacanya, “Raleigh Orville. Oh, ini milik kakek..” “Kamu harus berhati hati menyentuhnya. Buku agenda ini menyimpan sejarah,” ucap Deon yang memperhatikan ada beberapa helai kertas terlepas. Cass langsung penasaran dengan isinya, “Aku ingin tahu… Ini menarik…” Lembar demi lembar ia buka, sampai matanya membaca beberapa baris kalimat yang membuatnya menegakkan posisi duduknya. Aku tahu kalau Berwyn yang mencurinya. Cass semakin penasaran, “Mencuri apa? Berwyn siapa maksudnya?” Ia pun lanjut membacanya. Resep racikan serum rahasia Orville Cosmetics menghilang. Tidak lama dari itu, Cirillo Beauty mengeluarkan produk baru yaitu serum muka. Produk itu sukses besar dan best seller di pasaran, menyaingi serum muka yang dikeluarkan Orville Cosmetics. Aku bicara pada Berwyn, tapi dia lebih memilih marah daripada menjelaskan. Resep racikan serum rahasia itu hilang, hubunganku dan Berwyn rusak, tanpa ada penjelasan apapun. Cass mendadak geram. Ia mengepalkan tangannya. “Cirillo Group ternyata telah berbuat licik. Kesuksesan mereka dimulai dengan cara cara tidak benar,” Cass menggebrak meja dengan penuh amarah. “Maksudmu?” Deon membaca isi buku agenda tersebut. Cass terdiam beberapa saat. Ia membiarkan amarahnya mereda dengan sendirinya. Deon memperhatikan reaksi sahabatnya itu, “Tenang, tenang.” “Aku tidak bisa tenang sampai membuat mereka meminta maaf,” Cass bicara tegas. “Berwyn Cirillo sudah meninggal dunia. Begitu juga Bretton Cirillo, anaknya,” gumam Deon. “Bagaimana kamu akan membuat mayat bangkit dan meminta maaf?” Deon geleng geleng kepala. “Berwyn dan Bretton Cirillo mungkin sudah tidak ada di dunia ini, tapi Brielle Cirillo masih hidup. Sebagai CEO dari Cirillo Group Company, dia harus meminta maaf secara terbuka dan mengungkapkan fakta ini di depan masyarakat umum,” Cass kembali merasa geram. “Tapi… Itu hanya tulisan tangan kakekmu, tidak ada saksi dan bukti lain,” Deon mengerutkan keningnya. “Mana mungkin seorang Cirillo akan meminta maaf begitu saja?” Cass menyadari kalau kata kata Deon adalah benar. “Kita cari buktinya, dan buat dia meminta maaf,” tegas Cass. “Maksudmu?” tanya Deon bingung. “Aku akan mencari resep racikan serum itu dan membuktikan kalau kata kata kakek memang benar adanya,” ungkap Cass lagi. “Bagaimana caramu mencarinya?” Deon semakin bingung. “Kalau benar ada di tangan Cirillo, tidak akan mudah untuk menemukannya.” “Ada satu orang yang pasti tahu keberadaan resep racikan tersebut,” Cass menyeringai teringat seseorang. “Siapa?” Deon bertanya tanya. “Brielle Cirillo,” gumamnya. “Sebagai satu satunya keturunan Cirillo yang masih hidup, dia pasti tahu,” Cass tersenyum. “Kamu akan bertanya langsung kepadanya?” Deon kebingungan sendiri. Cass menggelengkan kepalanya sambil menatap Deon, “Mana ada maling mengaku? Aku tidak mungkin mengkonfrontasinya tanpa bukti. Ini nama baikku.” “Lalu bagaimana caranya?” tanya Deon lagi. “Aku akan menyelidikinya secara diam diam,” jawab Cass sambil menoleh ke arah Deon. “Apa aku perlu menempatkan orang mengawasi Brielle?” Deon bertanya tanya karena tidak bisa membaca isi pikiran Cass. “Tidak,” Cass menggelengkan kepalanya. “Ini personal. Sangat personal. Seorang Cirillo mencuri dari Orville adalah hal yang sangat pribadi. “Aku akan mengawasi Brielle secara langsung dan mencari resep itu di suatu tempat yang hanya seorang Cirillo yang tahu.” “HAH?” Deon merasa kaget. “Cari cara agar aku bisa berada di dekatnya dan mengamati tindak tanduknya,” ucap Cass tegas. Deon yang selalu tenang berubah bingung. Cass memang memiliki karakter penuh percaya diri, pemberani, dan serba bisa. Tapi, dia tidak pedulian dan selalu dingin pada perempuan. Bagaimana mungkin bisa berada di dekat Brielle yang merupakan lawan jenisnya? “Aku merasa bodoh saat ini, tapi terangkan padaku, bagaimana caranya?” Deon masih belum bisa menangkap maksud dari Cass. “Ini mudah,” Cass tersenyum lebar. “Jadikan aku sekretarisnya, orang yang akan selalu ada di sisinya.” Deon bangkit dari kursinya tak percaya, “KA KA KAMU SERIUS?” “Aku serius. Singkirkan siapapun yang menjadi sekretarisnya saat ini,” tegas Cass lagi. “Lalu buatkan aku identitas palsu!” Rexton Cassius Orville menampilkan seringainya yang terkesan jahat tapi penuh pesona.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN