Hubungan itu seperti rahasia kecil yang hanya mereka berdua tahu. Sudah hampir seminggu sejak malam pengakuan itu. Sejak tawa dan nyanyian sumbang memenuhi mobil mereka. Dan sejak Adrian menyebut Nayla sebagai ... pacarnya. Tapi tak ada yang berubah secara kasat mata. Di kampus, Adrian tetap dosen. Nayla tetap mahasiswi yang duduk di barisan tengah. Tak ada pelukan. Tak ada tatapan manis berlebihan. Hanya isyarat kecil yang saling mereka simpan. Seperti pagi ini. Nayla membuka laci mejanya dan menemukan sesuatu yang asing—sebungkus kecil vitamin dan post-it berwarna kuning. "Jangan skip sarapan. Vitamin habis tinggal bilang. –A." Nayla langsung tersenyum kecil. Dikecupnya post-it itu pelan, lalu disembunyikannya di balik buku skripsi. Rani yang duduk di samping langsung curiga. “Lo