Mie Ayam dan Ciuman.

1388 Kata

Nayla nyengir, sambil membuka kantongnya. “Ada sambel nggak?” tanya Adrian sambil mulai membuka bungkusan mie ayam. “Nggak usah sok kuat pedes, Pak. Ingat terakhir kali makan tahu gejrot?” Nayla nyengir. Adrian tertawa. “Itu sabotase. Level pedasnya bukan untuk manusia.” Mereka tertawa bersama, dan suasana terasa lebih ringan dari biasanya. Beberapa menit kemudian, mereka makan dalam keheningan yang nyaman. Nayla diam-diam memperhatikan Adrian yang serius mengaduk mie-nya, bibirnya sedikit mengerucut saat meniup kuah. Lucu. Ganteng. Santai. Dan ... miliknya. “Apa?” tanya Adrian tanpa menoleh, masih mengaduk. Nayla tersentak. “Apa apaan?” “Kamu ngelihatin aku. Lagi mikir apa?” Nayla gelagapan. “Nggak. Cuma ... ini enak. Mie-nya.” Adrian menoleh. “Mie-nya atau aku?” “Gila.” Nayla

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN