Matahari sudah mulai naik tinggi saat mereka menuntaskan lemari. Meski belum semua barang tertata, mereka memutuskan untuk istirahat sebentar di balkon sambil menikmati pemandangan kota. Dari sini, terlihat jalanan mulai ramai, suara klakson samar-samar terdengar. Angin pagi membawa aroma kopi dari kafe di bawah. Adrian berdiri di belakang Nayla, memeluk pinggangnya. “Kita mulai hidup baru di sini. Kamu siap?” Nayla tersenyum, bersandar di dadanya. “Selama sama kamu, aku siap.” *** Pagi itu, aroma roti panggang mulai memenuhi udara. Perut Nayla berderu pelan, dan Adrian langsung menyadarinya. “Ayo, sarapan dulu. Nanti beresin lagi,” ujarnya sambil menggandeng pergelangan tangan Nayla. Di meja makan, sudah ada dua piring roti panggang, telur mata sapi, dan secangkir kopi hitam yang a