Proyek Kolaborasi Budaya

1198 Kata

“Adrian …,” ucap Nayla, pelan, nyaris seperti gumaman. Adrian tersenyum kecil, namun tak menatapnya. “Aku nggak akan tanya kamu kenapa pergi. Nggak akan paksa kamu cerita tentang pertunangan itu. Aku cuma … pengen kamu tahu satu hal.” Nayla menahan napas. Rasanya seperti menonton slow-motion di film drama. Sayangnya ini bukan film. Ini nyata. Ini hati. “Aku nggak pernah nggak sayang, Nay,” ujar Adrian, akhirnya menoleh. “Dari awal kita kenal. Dari pertama kamu senyum canggung waktu presentasi. Dari cara kamu ribet banget soal susunan font di skripsi … bahkan kamu pernah nangis cuma karena Times New Roman-nya berubah ke Calibri, ingat nggak?” Nayla mendengus kecil, mencubit lengan Adrian dengan gemas. “Itu penting! Format itu segalanya!” “Dan justru dari hal-hal absurd kayak gitu, aku

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN