18

1291 Kata

Ibu menghela napas dalam sementara Arman terus tersenyum-senyum. Bapak dan ibu mengusap-usap d**a. Aku heran salahku apa. "Ar, salahku apa?" Aku menatap Arman semakin heran saja, ia terus tersenyum-senyum. Salahku apa, siih? Kalau mereka diam saja, mana aku tahu, coba. Arman ini, menertawai tanpa memberi tahu salahku di mana, aneh sekali. "Nduk, goreng telur itu ya gak beginii." Ibu menggelengkan kepala. Bapak terus mengusap-usap d**a, memandangku sambil mencibir. Aku nyengir kecil. "Kamu gak ajari Melani apa, Ar?" Ibu menatap Arman. Arman langsung menatap bapak. "Bapak panggil aku, Bu." "Nah, itu, berarti bapak yang salah." Putus ibu yang membuat bapak melebarkan mata. Bapak menudingku dengan tatapan tak percaya pada Ibu. "Lha, kok, malah bapak yang salah? Yang masak kan dia." Terli

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN