Tatapan Mas Adi Jaya tertuju padaku, ia tersenyum kecil lalu menghela napas panjang. "Tapi Melani sekarang sudah menjadi istri lelaki lain," katanya. Aku mengalihkan pandang saat lagi-lagi bertemu tatap dengannya. "Aku memang masih mencintaimu, Dik. Hanya kamu yang Mas cintai. Tapi ...." Aku memberanikan diri kembali memandangnya. Mas Adi tersenyum. "Mas tidak akan mengharapkan adik. Adik sudah jadi milik orang lain sekarang. Dan ketika Mas mentalak adik dulu, Mas sudah memikirkan semuanya." "Aku juga, Mas. Walau aku sebenarnya masih mencintai Mas, tapi semua sudah beda. Aku sudah punya suami dan anak-anak, jadi aku gak mungkin tinggalkan mereka sekalipun aku masih mencintai Mas," balasku. Dia mengangguk dan tersenyum. Saat tatapannya tertuju ke gelang di pergelangan tanganku, ak
Unduh dengan memindai kode QR untuk membaca banyak cerita gratis dan buku yang diperbarui setiap hari