Dengan bangga serta pasang wajah sombong, Siska menyerahkan undangan pada Greta. Greta sendiri tampak malas, membuat Siska sampai meraih tangan Greta lalu menaruh undangan itu di tangannya. "Aku harap kamu akan datang ke acara pertunangan kami nanti. Kamu adalah teman dekat kami, jadi aku sangat menunggu kedatanganmu," ujar Siska. Greta membeku di tempat dengan lidah tercekat. Tangannya saat ini gemetar setelah undangan itu ada di tangan. Padahal sebelumnya dia sudah menata hatinya dan siap bila melihat dua orang ini nantinya akan bertunangan. Tapi teori rupanya hanyalah sebuah teori, berbeda dengan praktiknya. Sekeras apapun Greta mencoba untuk bersikap biasa, dadanya tetap bergemuruh juga. Terlebih kala Neil mulai bicara. "Greta, doakan kebahagiaan untuk kami, ya, doamu sangat pent