Greta tercekat menatap Kay. Apa-apaan yang dibilang pria itu barusan? Kenapa dia memanggilnya dengan kata sayang begini? Apakah indra pendengarnya salah dengar?
"Kenapa kamu masih membeku di depan pintu? Cepat masuk," ujar Kay dengan sebelah mata berkedip cepat menatapnya.
Haish! Rupanya dia memintaku bersandiwara sekarang, benar begitu? Tapi untuk apa?
Greta masih meraba-raba juga mencerna peran yang harus dibawakannya. Di sini kemampuannya benar-benar ditantang. Meski bukan aktris, tapi di kampus terkadang dia ikut bermain peran dengan para dosen lainnya saat ada acara pementasan seni drama. Sedikit banyak dia tahu ilmunya.
"Ah, iya, Sayang." Greta bicara dengan suara bergetar. Aneh Rasanya tiba-tiba harus memanggil Kay dengan sebutan mesra begini. Terlebih di depan keluarga Kay.
