Quinn menatap takut Kay. Kenapa tiba-tiba saja ada tamu tak diundang. Siapa itu? Pikirannya mulai terbang ke mana-mana sekarang. Salah satunya mengira bila yang datang adalah utusan ayahnya, atau siapa saja yang dijadikan informan oleh Niko. Tidak salah bukan bila dia punya ketakutan seperti itu? "Kak, itu siapa? Mungkinkah itu ayah?" Muka Quinn tiba-tiba memucat gemetar. "Bukannya kamu bilang tak ada yang mengikuti kamu kemari? Jadi, kurasa itu bukan ayah atau utusannya. Pastinya yang lain, entah siapa." "Kak, aku takut." "Tak mungkin itu ayah." Namun Kay tetap siaga dan berjaga-jaga, bisa jadi itu memang Niko. Karena apa yang diucapkan adiknya itu mungkin saja, meski masih ragu. Kay gegas menuju ke pintu, membukanya. Betapa tersentaknya dia melihat sosok yang muncul di hadapan