Greta menatap ke sumber suara yang berhenti di pintu masuk ruangan. Entah, kenapa si pemilik suara itu tak kunjung masuk juga. "Dion?! Kamu benar-benar mengagetkan diriku." Greta pikir siapa yang datang, rupanya Dion. Ia sampai mengusap d**a lega karena mengira itu adalah Neil. Greta sejenak menatap pria dengan potongan rambut klimis itu lalu segera menarik pandangan. Mata Greta saat ini bengkak parah. Ia tak mau saja kalau pria itu melihat matanya sembab, meski dia sudah tidak menangis lagi. "Miss, pagi begini sudah datang, rajin sekali." "Kamu juga, kenapa sepagi ini sudah datang?" "Itu karena ..." Dion lantas masuk ke ruangan. Dia berani masuk dan duduk di kursi lain yang ada di depan Greta karena di ruangan dosen saat ini hanya ada mereka berdua saja, dosen lain belum pada dat