Niken menghampiri Aslan seraya menunjukkan tasnya. “Hadiah untuk Bapak ada di dalam sini,” ucapnya. Aslan hanya tersenyum. Ia sungguh tidak sabar ingin mengetahui hadiah yang Niken maksud. “Tapi sebelumnya, jawab pertanyaanku dulu.” Sabar, Aslan! Sabaaar! “Pertanyaan apa?” tanya Aslan berusaha tidak menunjukkan kalau dirinya sudah sangat tidak sabar ingin mengetahui hadiah dari sang pacar. Niken kemudian mengambil posisi duduk di sofa lagi seperti semula. Tak lama kemudian wanita itu bertanya, “Bapak nggak nanya kenapa pakai kue kering dan bukan cake ulang tahun pada umumnya?” “Sejujurnya saya tidak masalah dengan apa pun itu, terlebih saya sangat menyukai kue yang kamu buat bersama mama. Apa pun itu justru saya sangat menghargai yang kamu lakukan demi mengganti kenangan buruk menjad