Tangan pria itu terangkat dan mengusap lembut air mata Kaylee. “Jangan menangis,” pintanya dengan nada halus dan lembut. “Austin, ini benaran kamu?” Mata pria itu langsung terbuka, ketika Kaylee menyebutnya dengan nama itu. “Aku bukan Austin.” Alis Kaylee mengerut. “Apa yang kamu katakan, Austin?” “Jangan memanggilku Austin, aku bukan Austin!” bentak pria itu hingga membuat Kaylee kejut dan takut. Sadar dengan apa yang ia lakukan salah, pria itu melangkah mendekati Kaylee namun gadis itu menghindarinya. “Kay, maafkan aku.” “Di mana Austin? Kamu siapa? Kenapa wajahmu persis dengannya?” tanya Kaylee yang terlihat “Aku Axton, kembarannya Austin.” “Kembar? Lalu di mana Austin?” “Dia—” Suaranya tercekat, ekspresi Axton berubah muram. “Dia ... dia telah tiada.” Bagaikan tersamb