Mobil Eric berhenti di taman kota. Kaylee membuka seatbelt dan turun diikuti Eric. Wanita itu duduk di bangku yang kosong. Helaan nafas terdengar dari mulut Kaylee tepat ketika wanita itu menyandarkan diri. Sebuah botol minuman tiba-tiba muncul, menghalangi pandangan Kaylee menatap langit malam. Eric membuka penutup minuman itu dan menyerahkan pada Kaylee setelah itu ia duduk disebelah wanita itu. Setelah beberapa detik hening, Kaylee akhirnya berbicara. “Terima kasih,” ucapnya lirih dengan pandangan lurus ke depan. “Aku tidak terkejut, aku sudah menduga ini akan terjadi,” ujar Kaylee dengan suara yang hampir seperti tertiup angin malam. Eric masih menatapnya, tak ingin memotong, hanya memberi ruang agar Kaylee bisa melepas apa yang dipendamnya. “Bagaimana aku bisa pergi meninggalkan