Joshua segera menghubungi asistennya. “Kamu tahu kenapa aku menghubungimu. Cepat hapus video itu! Turunkan berita itu segera! Aku tidak mau tersisa satu berita pun tertinggal.” “Sudah kami lakukan Tuan tapi video itu terus bermunculan. Sepertinya ada orang yang sengaja menggunggah video itu setiap di take down.” “b*****t!” maki Joshua marah. “Dan ada lagi Tuan ...” “Apa?” “Beberapa pemegang saham ingin menarik sahamnya akibat berita ini dan jatuhnya harga saham kita di pasar begitu dalam.” Mendengar kabar itu, Joshua meremas rambutnya frustasi. “Arghh!” Di bantingnya ponsel tersebut ke lantai sebagai pelampiasan emosinya. Alisa dibuat terkejut. Baru kali ini ia melihat kemarahan Joshua seperti ini. Dengan suara bergetar dan ketakutan Alisa mencoba bertanya, “Sayang, ada apa?” Josh