44. Si Kacrut yang Pengecut

1786 Kata

“Ritz, udah, udah!” Morgan menarik tubuh Lauritz dan menahannya agar tidak terus menghajar Fadi. Tadinya Morgan ingin membiarkan saja Lauritz melampiaskan kemarahannya. Biar bagaimanapun juga, tingkah Fadi memang menjengkelkan, kurang ajar, dan pantas mendapat ganjaran. Namun, jika diteruskan, bisa-bisa terjadi hal buruk kepada Fadi karena rupa-rupanya Lauritz sangat berang. “Gue masih belum puas hajar dia.” Lauritz berusaha meronta lepas dari pegangan Morgan. “Cukup, Ritz!” Tubuh Morgan jauh lebih tegap dibanding Lauritz dan dia bisa mengunci tubuh pemuda itu dengan mudah meski tingginya jelas kalah. “Jangan diterusin lagi. Dia bisa mati.” Ucapan Morgan membuat Lauritz sedikit tersadar dan perlahan dia berusaha mengendalikan emosinya. Kesempatan ini Morgan manfaatkan untuk segera menj

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN