43. Bukan untuk Dibagi

1564 Kata

Lauritz menuruni tangga, lalu menuju meja makan. Tidak seperti biasa, pagi ini hanya ada Dani sendirian. Padahal biasanya pagi-pagi begini selalu ada Yuta bersama Dani dan Andin di meja makan. "Rumi mana?" tanya Lauritz seraya menarik kursi. "Udah berangkat sama Andin," balas Dani santai. "Udah sarapan?" "Ini lagi." Langsung saja tangan Lauritz melayang menggeplak bahu Dani. "Apa sih?" protes Dani heran karena tiba-tiba dipukul tanpa sebab. "Jawab yang bener!" ujar Lauritz sambil mendelik galak. "Udah jawab, ih!" balas Dani heran. Kemudian, dia mengulangi perkataannya. "Ini lagi sarapan." "Bukan lo yang gue tanya, tapi Rumi," desis Lauritz jengkel. "Dia udah sarapan belum?" Dani langsung berdecak sebal. "Oh, bilang dong yang jelas!" "Udah apa belum?" desak Lauritz. "Udah. s**u

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN