Part 22

2095 Kata

Luna                         “ Sumpah ya dek, lama-lama lo gue lempar juga kalau masih rusuh.” Lagi-lagi Mas Danu memukul tanganku menggunakan bulpoin ketika aku akan mengambil potongan martabak yang dia beli beberapa saat lalu. “ Pelit banget sih, Mas. Gue masih laper...” “ Emang lo aja yang laper? Gue juga, dodol. Minggir. Kalau mau beli sendiri.” Sekali lagi Mas Danu memukul tanganku menggunakan bulpoinnya. Sadis bener ini abang satu. “ Mas, satu potong lagi ya? Boleh ya?” Mas Danu menggeleng. Tiba-tiba saja mataku memanas. Sialan, rasanya aku mau nangis. Aku tidak tahu kenapa ya, akhir-akhir ini aku mudah sekali menangis. Dari dulu aku memang udah gampang nangis, hanya saja akhir-akhir ini lebih gampang lagi. Payah. “ Eeeeh… bentar. Lo mau mewek cuma gara-gara gue nggak ngasih

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN