Awan terlihat bimbang. Di satu sisi dia menyukai Aluna. Di sisi lain dia adalah bagian dari keluarga Fitz, dia harus mendukung bisnis keluarganya, mengalahkan pesaing utamanya. Perlu diketahui, ayahnya tidak mengetahui masalah hati Awan sebenarnya pada Aluna. Awan tak pernah memyampaikan hal itu pada ayahnya bila ia ada hati pada Aluna, pesaing yang ia nikahi. Bukan sekadar untuk mengorek informasi penting saja dari Aluna, tapi dia benar-benar suka pada wanita itu? "Kenapa harus sekarang?" Awan memegang kepala yang terasa berdenyut nyeri. Sejenak ia memejamkan mata, mencoba untuk menata hati juga mengingatkan diri bila yang dilakukannya masih dalam batas wajar, masih dalam batas kemanusiaan. Terdengar suara dering telepon di tengah rasa gundahnya. Awan menarik cepat gagang telepon