Di sebuah rumah kosong yang terletak di perkampungan padat penduduk Zevania menangis tersedu. Tubuhnya terikat di kursi plastik yang ia duduki. Tali berwarna putih yang biasa digunakan oleh anak Pramuka kini melilit tubuhnya. Zevania merutuk dalam hati, sebagai anak Pramuka ia sudah pernah menaklukkan tali putih itu ketika kegiatan-kegiatan Pramuka yang ia ikuti. Tapi kenapa kali ini ia tidak berdaya di bawah kungkungan tali berwarna putih itu. Ingin sekali ia berteriak keras-keras agar para penduduk di sekitar tahu bahwa ia terkurung di sini. Tubuhnya lemas, selain karena terus menangis, ia bahkan tak diberi makanan sedikitpun sejak si b******n itu mengurungnya di sini. Tak jauh dari tempatnya, ada bercak darah yang nampak mulai mengering. Tangis Zevania semakin pecah ketika mengingat