Pukul lima pagi, Khanza mendatangi kamar tamu dimana Kris tertidur. Membuka kamar, ia melihat Kris sudah terbangun dan kelihatan sudah mandi. Masih mengenakan kaos dan sarung yang sama, Kris menghampiri Khanza yang matanya sudah berkaca-kaca. "Aku balik ke pondok, kamu baik-baik disini. Kalau ada apa-apa bilang sama Niko dan Gail. Mereka udah aku amanahi buat jagain kamu." ucap Kris mengusap pipi Khanza. Takut takut, Kris melirik perut Khanza yang datar. Tak ada yang tau pemikiran Kris sedang berkecamuk. Takut Khanza hamil dan merusak masa depan perempuan yang dicintainya itu. Kris mengenyahkan pemikiannya, tidak mungkin sekali tembakan bisa hamil. "Aku ingin nahan kamu disini, Kris. Tapi aku sadar. Aku gak boleh egois." jawab Khanza mencoba tersenyum. "Pinter banget sih, pacarnya siapa