“Nggak! Aku gak mau! Aku ingin peluk kamu sampai puas!” gumam Arka sambil memejamkan matanya dan menciumi rambut Lembayung. “Ck!” ucap Lembayung sambil mendorong tubuh Arka agar melepaskannya. Wajahnya masih merengut kesal karena Arka kembali merampas kedamaian hatinya. Setelah ini gadis itu yakin bahwa ia pasti tidak bisa tidur semalaman karena teringat sentuhan Arka. “Karena aku ini gadis matrealistis, gak bisa lagi nih kalau suatu hari nanti kita ketemu terus mas Arka main peluk. Bayar mas! Bayar!” “Loh, kok kaya ani-ani sekarang, pake bayar segala?” “Iya dong, aku harus dibayar atas kerusakan moral, bathin, jiwa, pikiran, hati, dosa yang harus aku tanggung dan rasa bersalah sama suami masa depanku karena tubuhku udah diacak-acak mas Arka!” “Stt, ah! Nanti pak Gun-gun salah paham

