bc

Jodoh Yang Ditukar

book_age18+
105
IKUTI
1.3K
BACA
revenge
dark
love-triangle
contract marriage
one-night stand
family
HE
love after marriage
age gap
forced
friends to lovers
arranged marriage
badboy
kickass heroine
heir/heiress
blue collar
drama
sweet
lighthearted
city
office/work place
childhood crush
like
intro-logo
Uraian

Ini kisah tentang 2 orang adik-kakak yang tengah mencari cinta sejati mereka.

Amara Hanif tak pernah menyangka bahwa ia akan ditolak oleh orang tua kekasih yang sangat ia cintai – Arka Aryakumara karena calon mertuanya ingin memiliki menantu dari strata yang sama. Ia mencoba membalas rasa sakit hatinya dengan meninggalkan Arka dan menggunakan Raga Dirgantara teman SMAnya dulu untuk menunjukan bahwa ia bisa mendapatkan pria kaya lainnya selain Arka.

Disisi lain ada Lembayung Hanif - Adik Amara yang sudah tergila-gila pada Raga Dirgantara yang tampan dan membuat Lembayung tak ingin menjalin hubungan dengan pria lain jika bukan dengan Raga.

Melihat cinta pertamanya diambil sang kakak, membuat Lembayung kecewa dan patah hati yang begitu dalam. Disaat ia hancur dan harus menghadapi kenyataan, Arka menemukannya dan mendekati Lembayung, untuk membalas sikap Amara padanya.

Akankah Arka akhirnya benar-benar jatuh cinta pada Lembayung? Bagaimana dengan Amara yang mengetahui bahwa pria yang ia cintai malah mendekati sang adik? Apakah Lembayung bisa melupakan Raga?

chap-preview
Pratinjau gratis
Bab 1. Jodoh yang setara
“Boleh ya, kalau Tante memiliki keinginan dan doa bahwa Jodoh Arka berasal dari keluarga yang setara dengannya. Bukan tante merendahkan dirimu dan darimana kamu berasal, tetapi ada usaha keluarga yang harus Arka teruskan, ada bisnis yang harus ia jalankan. Ia butuh pendamping yang setara dan dari lingkungan yang sama agar bisnis ini bisa terus berjalan.” Amara hanya bisa diam dan berusaha untuk tenang sambil menatap wanita setengah baya yang masih tampak cantik dan elegan. Perempuan itu adalah Ranita– ibunda Arka kekasihnya yang hari ini mengajaknya bertemu, ternyata untuk meminta Amara memutuskan hubungannya dengan Arka. “Apakah Arka tahu soal keinginan tante ini?” tanya Amara berusaha bertahan dengan bersikap tenang. Ranita menggelengkan kepalanya. “Tidak, dia tidak tahu tapi akan segera tahu karena Arka juga tahu kita akan bertemu, bukan?” jawab Ranita tenang. “Kalau saya tidak setuju, bagaimana tante? Saya mencintai Arka bukan karena harta dan nama keluarganya. Walau dari keluarga biasa saja, tetapi saya juga berusaha keras untuk mencapai posisi pekerjaan saya saat ini. Gaji saya sangat baik dan saya tipikal perempuan yang akan berusaha dengan cara apapun untuk mendapatkan apa yang saya inginkan.” Ranita mengangguk perlahan dan menatap Amara dalam, tak terlihat emosi dan tak gentar menghadapi sikap bertahan kekasih anaknya itu. “Iya, terus terang saya salut sama kamu. Pekerjaanmu baik, sikapmu juga sopan, kamu kuat dan ambisius. Tetapi itu semakin meyakinkan tante, kalau sepertinya bukan kamu pendamping yang tepat untuk Arka. Arka butuh seseorang yang sabar dan bisa mendampinginya tanpa terpengaruh kepentingan pribadi. Kamu butuh seseorang yang bisa membantumu naik dalam karir, tapi bukan Arka. Anak tante akan sulit membantumu maju. Dia akan sibuk dengan dunia kerjanya sendiri.” “Tapi Arka mencintai saya tante dan saya juga mencintai Arka. Kenapa kami tak boleh mencoba?” “Tante sudah memberikan kesempatan kalian untuk mencoba, bukan? Tapi entah mengapa hati tante tidak tertuju padamu sebagai menantu.” Amara hanya bisa diam dan menatap hujan yang turun begitu deras membasahi tubuhnya sampai basah kuyup. Teringat percakapannya dengan Ranita memukul perasaannya sangat dalam. Di dalam tas kerjanya terasa dering telepon yang terus menerus berbunyi dan itu dari Arka. Awalnya Amara merasa Arka yakin Arka akan mempertahankan hubungan mereka. Tetapi pria itu hanya diam saat mendengar cerita Amara tentang ucapan dan sikap sang ibu padanya. Entah mengapa hal itu membuat Amara tak yakin bahwa Arka masih ingin mempertahankan hubungan mereka. Amara melepas sepatunya perlahan, berjalan telanjang kaki memasuki komplek perumahan dimana ia tinggal bersama kedua orang tua dan adik perempuannya, Lembayung. Waktu menunjukan pukul 9 malam ketika ia memasuki rumah dan melihat ibunya tampak sibuk menyiapkan bahan makanan untuk usaha catering mereka. “Kok basah kuyup begitu? Ayo mandi dulu! Setelah itu istirahat dan minum obat,” suruh Amih cepat ketika melihat Amara yang masuk ke dalam rumah dengan kondisi basah. “Ada pesanan dari siapa ma?” tanya Amara melihat kesibukan ibunya. “Raga sudah kembali dari luar negeri dan bu Ima menyuruh mama menyiapkan kembali untuk makanan hariannya di rumah itu.” Mendengar jawaban sang ibu, Amara segera menoleh ke arah luar jendela dan menatap jalanan komplek rumahnya yang berada di belakang perumahan mewah. Membayangkan seseorang yang kembali ke salah satu rumah besar di komplek itu membuat Amara tertegun. Apalagi saat ia melihat Lembayung mendadak sibuk merawat kulitnya dengan mengenakan masker wajah, karena pujaan hatinya sejak kecil itu akhirnya kembali. Sejak beranjak remaja, adik kecilnya itu langsung jatuh cinta pada pandangan pertama pada Raga saat pertama kali disuruh mengantarkan makanan ke rumah besar pria itu. Sampai kini usianya sudah 24 tahun, adiknya itu masih tergila-gila pada Raga dan tak ingin berpacaran dengan siapapun karena tak bisa kelain hati selain Raga. Amara hanya bisa menghela nafas panjang dan menatap Lembayung penuh misteri. Entah apa yang ada di benaknya tetapi Amara tampak memikirkan sesuatu. Lagi - lagi ia kembali menatap keluar jendela seolah ia memiliki rencana. Rencana yang bisa digunakan untuk membalas sakit hatinya pada Arka dan keluarganya. *** “Biar Lembayung aja yang antar makanan ini kerumah mas Raga!” ucap Lembayung cepat sambil menyambar kotak makanan yang hendak dibawa Amih – sang ibu. “Ck! Kamu ini! “ “Mama harus siap ya kalau sebentar lagi akan ada pernikahan dirumah ini,” ucap Lembayung sambil mengibaskan rambutnya yang panjang dan tebal lalu dengan raut wajah yang tampak tersipu malu. “Pernikahan siapa? Mau nikah sama siapa?” ejek Amih melihat anak bungsunya yang tampak kecentilan pagi ini. “Sama mas Raga dong! Aku sudah dewasa sekarang, dan mas Raga makin lama makin tampan! Aku gak sabar dinikahin mas Raga!” ucap Lembayung sambil menutup matanya membayangkan pria tampan dan gagah yang telah ia tunggu selama 10 tahun ini. “Udah jangan menghayal terus … cepat antarkan makanan ini, Raga lebih suka makanan hangat!” suruh Amih sambil mendorong anak bungsunya agar segera pergi. Lembayung pun segera mengenakan sepatunya dan menatap wajahnya yang tampak cantik pagi ini. Ia sudah tak sabar untuk bertemu Raga, dan menunjukan wajah dewasanya bukan lagi imut seperti saat ia masih remaja dulu. Wajahnya tak kalah cantik dengan sang kakak Amara, dan Lembayung yakin, bahwa Raga pasti bisa tertarik padanya. *** Amara menggeliat perlahan dan mencoba merenggangkan tubuhnya yang terasa lelah diatas ranjang yang empuk. Sebuah pelukan melingkar di tubuhnya perlahan dan banyak kecupan lembut yang mendarat di leher dan bahunya. “Selamat pagi,” bisik Raga perlahan dengan suara yang begitu mesra. Amara dan Raga saling berpandangan mesra setelah tadi malam mereka berbagi ranjang dan birahi. Amara menggeliat perlahan sembari berkata, “Aku harus segera pulang, jam 9 nanti aku sudah harus sampai kantor, lagi pula orang rumahku bisa curiga kalau aku tidak keluar kamar pagi ini,” bisik Amara sambil mencari pakaiannya yang berceceran di lantai kamar Raga yang besar. “Dari terakhir kali kita bercinta, kali ini aku merasa kamu luar biasa. Sepertinya kamu dan Arka sering melakukannya, sehingga kamu menjadi ahli seperti ini,” puji Raga sambil menggeliat diatas ranjangnya masih bertelanjang d**a. “Sering atau tidak itu urusanku, yang pasti aku senang kamu puas. Aku juga merasa puas tadi malam,” jawab Amara santai tanpa merasa sungkan. “Kamu pasti sedang marah pada Arka, sehingga melampiaskan hasratmu padaku.” “Sudah biasa bukan?” jawab Amara acuh. “Tapi Lembayung tidak tahukan, tentang hal ini … tentang kita?” “Kenapa? Kamu tak ingin mainan kecilmu itu tahu kalau kita suka bercinta dibelakangnya? Kenapa sih kamu senang sekali memberikan dia harapan seolah kamu suka sama dia? Adikku itu polos sekali Raga, bahkan ia tidak pacaran sama sekali gara-gara ucapanmu akan menunggunya dewasa! Konyol tahu!” “Benarkah? Lembayung itu manis sekali … aku menyukainya, ia menggemaskan.” “Trus aku?” “Kamu perempuan liarku! Ck! Selamat di london, aku sering sekali membayangkan acara bercinta kita dulu, rasanya aku candu. Aku benar-benar senang ketika kamu datang tadi malam… aku …” Ucapan Raga terhenti saat ia berjalan menuju pintu kamar dan membukanya lalu melihat Lembayung tengah berdiri didepan pintu kamar. Wajah perempuan muda itu tampak pucat pasi lalu tatapannya terlihat berkaca-kaca tampak tak percaya ketika melihat Raga dan kakak perempuannya Amara berada di dalam kamar yang sama hanya dengan pakaian dalam. “Lembayung …,” panggil Raga tampak terkejut. “Ah, aku mengantarkan makanan catering dari mama. Silahkan dinikmati ya mas, aku pamit…,” ucap Lembayung cepat sambil mencoba tersenyum kikuk pada pria tampan di hadapannya dengan tatapan yang begitu sedih. “Lembayung, tunggu!” panggil Raga. Tetapi perempuan itu sudah berlari pergi meninggalkan rumah besar milik Raga. Sedangkan Amara hanya berdiri tenang tampak tak terganggu dipergoki oleh Lembayung. “Ayo cepat kenakan pakaianmu! Aku harus menyusul Lembayung!” ucap Raga panik. “Untuk apa? Untuk bilang kalau kita sebenarnya tidak bercinta? Untuk apa kamu meyakinkan dia? Apa kamu mau bilang sama dia untuk menjadi kekasihnya? Nggak kan?” jawab Amara tenang sambil meneruskan mengenakan pakaiannya. Raga hanya bisa diam dan segera membasuh wajahnya. Ia tahu bahwa ucapan Amara itu benar, walau ia mengejar Lembayung untuk menjelaskan tetap saja ia tidak akan menerima cinta Lembayung, ia menyukai perempuan itu karena senang dengan sikap lembayung yang tergila-gila pada dirinya. Tetapi entah mengapa perasaannya jadi tidak enak dan merasa bersalah pada Lembayung. Raga hanya bisa diam sambil menatap wajahnya di cermin, sedangkan ditempat lain ada Lembayung yang berjalan tergesa-gesa dengan mata basah dan perasaan kacau melihat kakak dan pria idamannya berdua dengan pakaian dalam di dalam kamar tidur. Lembayung sadar apa yang telah terjadi, hatinya terasa sakit, dadanya terasa sesak. Ia merasa dikhianati, tapi sadar bahwa Raga bukanlah kekasihnya. Bersambung.

editor-pick
Dreame-Pilihan editor

bc

Hasrat Meresahkan Pria Dewasa

read
26.3K
bc

TERNODA

read
196.8K
bc

Dinikahi Karena Dendam

read
232.2K
bc

Sentuhan Semalam Sang Mafia

read
185.3K
bc

B̶u̶k̶a̶n̶ Pacar Pura-Pura

read
155.2K
bc

Setelah 10 Tahun Berpisah

read
22.2K
bc

My Secret Little Wife

read
130.7K

Pindai untuk mengunduh app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook