Riki sekarang tengah berada di kantor, dia lebih semangat bekerja semenjak status sebagai Ayah disandangnya, dan lebih semangat untuk pulang ke rumah karena tak sabar berjumpa bayi mereka. Ternyata begitu membahagiakan menjadi seorang Ayah, ada rasa tak rela saat meninggalkan rumah pergi bekerja di pagi hari. Memandang wajah mungil yang menggemaskan membuatnya tak pernah puas dan bosan. "Maafkan aku, belum sempat menengok si kecil, anakku juga dirawat, Rik." suara Celin begitu lemah. Wajah lelahnya terlihat kentara, bahkan kantung matanya terlihat jelas walaupun dia telah memoleskan make up di sana. "Aku turut prihatin mendengarnya, semoga anakmu cepat sembuh, aku pun belum sempat membesuknya, kau tau, kan? Hanya aku yang menjaga Mazaya di rumah sakit. Aku tak bisa bergerak banyak." "It