Asila baru pulang dari bekerja, seperti biasa, Rara yang menyambutnya, dengan harapan ia membawakan sesuatu untuknya. Asila kadang merasa bingung juga. Badan Rara kecil, tapi makannya banyak juga, meski tidak sebanyak Revan tentunya. "Bawa apa, Cil?" Rara menunjuk apa yang ada di tangan Asila. "Salad buah, enam cup. Untuk kita berenam. Kai, Nini, Abba, dan Ammamu, mereka di mana?" "Kai, dan Nini ada di ruang tengah. Abba, sedang membersihkan kamar mandi di dapur. Amma sedang menyetrika pakaian." Asila, dan Rara masuk ke dalam rumah. Asila memberi salam pada Soleh, dan Cantika, sebelum ia mencium punggung tangan kedua orang tua angkatnya itu. "Kursi baru ya, Amma?" "Abangmu yang membelikan. Ternyata enak juga duduk dikusri goyang. Seperti sedang di dalam ayunan. Abbamu sampai terkant

