“Cih! Bahasamu tidak bisa lebih menyebalkan lagi, Sean?” desis Zefanya dengan bibir mencibir. Lalu, ia mengulang kalimat suaminya dengan nada yang sengaja megejek. “Mulai malam ini kamu akan melayaniku ...." Terakhir, matanya melotot, “Kamu pikir aku budakmu, hah? Melayani, melayani!” Sean menyeringai, sambil terus membuka kancing hemnya, ia mengangguk, “Apalah arti kata-kata? Sama seperti apalah arti warna fvcking pink ini? Yang penting, fokus pada kamu sekarang akan membuka kakimu untukku!” “Tidak mau!” tolak Zefanya mentah-mentah karena geram dari tadi ditarik, diseret, dan dihempas ke ats ranjang. Bukannya pasrah menerima, ia justru melompat turun dari atas ranjang. “Aku tidak peduli meski kamu menolak sampai pita suaramu putus!” bentak Sean kembali menarik lengan istrinya dan meng