"Sudah siap sayang?" Gala memperhatikan kalau Aya sedang mengenakan lipstiknya.
Aya mengangguk.
Gala merangkul Aya dan memutar tubuhnya, "Istri cantikku..."
"Lepaskan aku.." Aya tersenyum.
"Tidak ada lagi marah ya?" Gala membelai rambutnya. "Aku rasanya tidak enak."
"Tergantung," Aya menunduk. "Urusan kita belum selesai Gala. Blokir nomor belum semuanya."
Gala menggaruk rambutnya, "Iya iya."
"Salah sendiri kenapa kamu membiarkan banyak perempuan mengetahui nomormu," Aya memberengut. "Sudah dua puluh dua nomor aku blokir."
"DAN BELUM SEMUANYA! BELUM SEMUANYA! Gala, how many women out there?" Aya geleng geleng kepala.
"Aku tidak akan memblokirnya kalau isi pesannya tidak menyerempet. Tapi, hampir semua, HAMPIR SEMUA, mengarah pada pertemuan di malam hari atau ajakan makan sia
