Gala tak sabar menunggu kedatangan Radit dan ibunya. Ia berjalan bulak balik sambil menggendong Raga. Putranya teriak teriak kegirangan karena berpikir papanya mengajaknya main dengan bergerak bulak balik tidak berhenti. "Ayhhhhh... Ayhhhh.. Oehhh," Raga mengoceh tak menentu. Aya menghampiri mereka, "Kamu kenapa sayang? Senang digendong papa? Iya? Iya?" Raga menatap Aya sambil membelalak merespon ucapan mamanya. Kakinya menendang nendang seperti ingin pindah ke pelukan mamanya. "Jangan sayang, kamu sama papa. Mamamu sedang membawa adikmu. Kita jaga adik dan mamamu ok? Mereka tidak boleh kelelahan," Gala membujuknya. Mata Raga mulai berkaca kaca seperti mau menangis, "Oe.. Oee..." "Cup cup cup, jangan menangis putraku sayang," Gala menepuk nepuk punggung putranya, "Lihat tubuhm