Salina tengah sibuk dengan berkas-berkas di mejanya saat ketukan pintu terdengar. Namun, sebelum sempat memberikan izin masuk, pintu itu sudah terbuka begitu saja. Dante. Pria itu melangkah masuk dengan tenang, seolah ruangan ini adalah miliknya. Dengan jas yang tersampir rapi, serta ekspresi tak terbaca di wajahnya, dia mendekat tanpa terburu-buru. Namun, yang membuat Salina membelalakkan mata bukan hanya keberadaannya yang tiba-tiba, melainkan buket bunga di tangannya. Salina mengerutkan kening, matanya tertuju pada bunga itu sebelum beralih menatap wajah suaminya penuh selidik. "Lo kenapa?" tanyanya tanpa basa-basi. Dante hanya tersenyum tipis, senyum yang membuatnya semakin sulit ditebak. "Nggak boleh kasih bunga ke istri sendiri?" Salina mendengus pelan. "Baru sekarang lo mikir

