Bab 17: Milikku, Sampai Kapan Pun

1135 Kata

Dante menatap tajam beberapa foto yang ada di tangannya. Tangannya mengepal begitu kuat hingga kertas-kertas itu terlipat dan sedikit kusut. Rahangnya mengeras, matanya menyiratkan kemarahan yang mendidih di dalam dadanya. Di foto itu, Salina duduk berhadapan dengan Aidan di sebuah kafe. Mereka terlihat berbicara serius, tetapi yang membuat darah Dante benar-benar mendidih adalah senyum yang tersungging di bibir istrinya. Senyum yang bahkan jarang ia lihat ketika mereka bersama. Brengsek. Dante tahu siapa Aidan. Sahabat lama Salina, sekaligus pria yang dulu pernah mengisi hatinya. Pria yang terlalu pengecut untuk memperjuangkan Salina kala itu, tapi kini seolah punya nyali untuk kembali mendekat saat Dante lengah. Dan semua ini salahnya. Andai saja dia tidak acuh. Andai saja dia tidak

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN