Dante meneguk minumannya dengan kasar, membiarkan sensasi panas dari alkohol menyusuri tenggorokannya. Kepalanya terasa berat, bukan hanya karena minuman yang sudah dia habiskan, tapi juga karena pikirannya yang kacau. Salina. Nama itu berputar di kepalanya tanpa henti, seperti mantra yang tidak bisa dia hilangkan. Wanita itu meminta cerai. Meminta untuk keluar dari hidupnya. Tapi dia tidak bisa membiarkannya begitu saja. Dia tidak akan pernah bisa. "Damn it," geramnya pelan, menatap kosong ke dalam gelasnya yang hampir kosong. Namun, sebelum dia bisa meneguk minuman lagi, tangan Denta lebih dulu merebut gelasnya. "Bang, udah." Suara Denta terdengar tegas, tapi juga sedikit kesal. "Ngapain lo ke club gue lagi? Minum sampai mabuk juga nggak akan nyelesain masalah." Dante mendengus, be

