52

1423 Kata

Pagi itu, matahari menyelinap perlahan di balik tirai jendela kamar utama lantai dua mansion keluarga Bramasta. Cahayanya menyapa siluet seorang pria muda yang sedang berdiri di depan cermin besar, merapikan kemeja putih bersih yang kini tertutup sebagian oleh rompi tuxedo warna krem. Denta Attala Bramasta. Pria itu tampak memukau, nyaris seperti tokoh utama dalam drama yang ditulis takdir. Dengan napas dalam, Denta menyesuaikan dasinya sendiri, lalu mengambil jam tangan mahal—hadiah dari sang papi saat ulang tahunnya ke-25—dan melingkarkannya di pergelangan tangan. Setelan tuxedo kremnya membingkai tubuh tegap itu dengan sempurna, memberikan kesan maskulin yang tenang, tapi tetap mematikan. Hari ini... adalah hari dia melepas masa lajang. Menikahi satu-satunya wanita yang ia cari selama

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN