46

1006 Kata

Kalia masih terdiam di tempat, jantungnya berdebar kencang setelah ciuman sepihak itu. Matanya menatap Denta dengan kemarahan, malu, dan... sesuatu yang lain yang tak mau ia akui. Denta tetap berdiri di depannya, tak bergeming. Tatapannya menuntut. Memaksa. Seakan menantang Kalia untuk berbuat sesuatu. Dan Kalia... tidak pernah suka merasa dikalahkan. Gadis itu mendesis pelan, menahan amarahnya yang kini berubah menjadi bara liar. Tanpa memperdulikan pikirannya yang berteriak, "Gila kamu, Kal!", Kalia justru bergerak. Dengan cepat, ia menarik lengan Denta, menyeret pria itu menjauh dari area ruang tamu. Mata Denta sedikit menyipit, membiarkan dirinya ditarik tanpa melawan. Kalia tahu persis—di rumah sebesar ini, kamera CCTV tersebar di berbagai sudut. Ia tidak mau momen gila barusan

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN