41

1385 Kata

Suara hujan tipis mengetuk jendela kamar, samar-samar menyatu dengan napas yang tak beraturan. Aroma tubuh Dante masih melekat kuat di udara, menyelimuti seluruh ruang seperti kabut yang tak ingin pergi. Salina tergolek di ranjang dengan seprai kusut dan tubuh yang menggigil—bukan karena dingin. Tapi karena terlalu banyak rasa. Terlalu banyak… Dante. Rambutnya berantakan, pipinya merah menyala, dan matanya berkaca. Tapi bibirnya tetap mengukir senyum samar, meski tubuhnya nyaris tak sanggup bergerak. Tangannya meraih bantal, mencengkeram erat sambil mengeluh pelan. "Akk… ampun mas… udah dong… Salina capek ini," lirihnya dengan suara serak, nyaris berbisik. Dante menunduk, mencium lembut pelipis wanita yang kini meringkuk dalam pelukannya. Tapi sorot matanya masih menyala. Masih terlal

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN