Tidak ada yang salah dengan cinta, aku merasa semua akan baik-baik saja tanpa pernah menduga sesuatu besar sedang terjadi. Erwin, lelaki yang aku nilai cukup baik, nyatanya benar-benar cukup menggelikan dan menjijikkan. Dia, lelaki yang mengatakan sudah menyerah dan ingin berteman saja denganku, pada akhirnya, mengatakan pada mama kalau aku memiliki kekasih yang masih SMA, bernama D. Dia juga mengatakan pada mama memberitahunya, kalau hubunganku dan D sudah berjalan setahun lebih. Mama menjadi marah, bersumpah serapah dan mengatakan semua hal buruk yang sama sekali tidak pernah aku dengar sebelumnya. Aku tidak mengerti, bagaimana kemarahan sanggup membuat orang menjadi begitu tidak terkontrol, kasar dan menguutkku seolah aku baru saja melakukan kekasalan yang tidak termaafkan. Aku tidak me

