BRAK! PRANG! “Sialaaan!!! Dasar bodoh kalian semua!” Hilton meletakkan kedua tangannya yang bergetar kencang di atas meja. Kemarahan terlukis jelas di wajahnya yang biasanya selalu datar tanpa emosi. Nafasnya terengah-engah berusaha mengatur emosinya yang meluap-lupa. Ruang kerja Hilton yang biasanya selalu rapi dan teratur, sekarang sungguh sangat berbeda. Serpihan kaca dan pecahan barang-barang tersebar dimana-mana. Elise hanya bisa terus menundukkan kepalanya dalam-dalam, sambil menggigit bibir bawahnya keras-keras. Tangannya yang mencengkeram tablet komputer bergetar keras. Bukan karena emosi, tetapi ketakutan tentang masa hidupnya yang sepertinya akan diperpendek sebentar lagi. “Bagaimana bisa kalian terkecoh seperti itu? Jelas-jelas kalian mengatakan dia hanya sendirian. Lalu da