Menuju Kehancuran

1908 Kata

BRAK! PRANG! “Sialaaan!!! Dasar bodoh kalian semua!” Hilton meletakkan kedua tangannya yang bergetar kencang di atas meja. Kemarahan terlukis jelas di wajahnya yang biasanya selalu datar tanpa emosi. Nafasnya terengah-engah berusaha mengatur emosinya yang meluap-lupa. Ruang kerja Hilton yang biasanya selalu rapi dan teratur, sekarang sungguh sangat berbeda. Serpihan kaca dan pecahan barang-barang tersebar dimana-mana. Elise hanya bisa terus menundukkan kepalanya dalam-dalam, sambil menggigit bibir bawahnya keras-keras. Tangannya yang mencengkeram tablet komputer bergetar keras. Bukan karena emosi, tetapi ketakutan tentang masa hidupnya yang sepertinya akan diperpendek sebentar lagi. “Bagaimana bisa kalian terkecoh seperti itu? Jelas-jelas kalian mengatakan dia hanya sendirian. Lalu da

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN