Michelle mendengar suara Hendri yang terus memberikan peringatan suhu ruangan yang terus meningkat nyaris mencapai batas bahaya. Tetapi, untuk saat ini dengan sinar laser yang mengejarnya, Michelle tidak bisa berbuat banyak selain terus berlari secepat yang dia bisa. “30 derajat…” BRAK! Nguuung…. “30,1 derajat…” Tepat dengan suara gebrakan itu terdengar, suara mesin yang tadinya berbunyi semakin keras di lorong perlahan memudar. Sinar-sinar laser yang tadinya malang melintang di sepanjang lorong tiba-tiba menghilang. “Hah..hah..hah.. Bos, Capt… setelah ini, aku minta cuti libur 2 minggu…hah…hah…hah…” Suara Michelle yang terengah-engah terdengar dari alat komunikasi. “5 hari maksimal, tidak lebih.” Suara dingin Daniel menjawab permintaan Michelle. “Setuju. Hore! Liburaan!” Michelle l