“Hampir saja…” Jika saja Timmy tidak bergerak cepat, ponsel Caroline yang berada di tangan Raymond bisa dipastikan sudah hancur berkeping-keping menghantam dinding. Beruntung, Timmy dengan sigap segera melompat dan menyambar ponsel itu sehingga batal menjadi sejarah. “Tenanglah, Kak. Aku membutuhkanmu untuk tetap tenang dan berkepala dingin. Aku tidak tahu harus melakukan apa.” Caroline terisak lirih sambil memeluk Raymond yang terlihat sangat murka. Wajah Raymond memerah, matanya menatap nyalang dan liar ke arah ponsel yang ada di genggaman Timmy. Bahkan nafas Raymond terlihat terengah-engah menahan emosi. Selama hidupnya bekerja di Sky Dragon, belum pernah Timmy melihat Raymond lepas kendali seperti ini. Bahkan saat kematian ayahnya saja, tidak mampu membuat Raymond se-emosional ini