Novan kembali ke meja makan, meletakkan dua mangkuk mie di atas permukaan kayu yang sedikit berembun karena uap panas. Aroma gurih mie dan teh manis memenuhi ruangan, berpadu dengan udara dingin malam itu. Greta duduk diam, kedua tangannya saling menggenggam di pangkuan, sesekali menatap Novan yang kini duduk di depannya. Suasana hening. Hanya terdengar bunyi halus sendok yang menyentuh mangkuk dan detik jam dinding. "Masih panas," ucap Novan tanpa menatap Greta. Ia meniup mie di sendoknya, lalu memakannya perlahan. Greta hanya mengangguk kecil. Ia memandangi wajah Novan, memperhatikan setiap gerakannya, caranya menelan, caranya menatap ke bawah, caranya menahan amarah dengan diam. Semuanya terasa begitu familiar, dan entah kenapa justru membuat dadanya sesak. "Van" panggil Greta pelan

